Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Malaikatku

Aku menanti hadirnya pelangi Aku suka keindahannya, Seperti matamu, Ibu. ** Pernah suatu waktu Di kala aku masih begitu susah tuk berdiri Pernah kurasakan, lembut tanganmu - selembut kasihmu, Menopang dengan hatimu agar aku dapat tegak berdiri. Berjalan sendiri…. Perlahan…Walau tertatih… ** Katamu hidup tak perlu tergesa-gesa, Perlahan saja namun pasti. Tak perlu berlari secepat harimau berjalanlah walau terlihat lamban bagai kura-kura. Bila saatnya tiba Pasti indah pada waktunya ** Ibu Malaikat menjelma pada segala kebaikanmu Bidadari menjelma pada segala kecantikanmu ** Ibu.. Kau bukan dokter : namun slalu mampu obati sakitku Kau bukan guru : namun slalu mampu jawab segala tanyaku Kau bukan psikolog : namun slalu mampu tenangkanku Kau bukan polisi : namun mampu dengan sempurna menjagaku Kau bukanlah chef : namun masakanmu slalu membuatku rindu ** Ibu Pada nisanmu aku bersimpuh Bertekuk lutut pada luluh

#Puisi Untuk Aceh

Subuh baru saja berlalu Sembari nikmati aroma kopi menghidu Duduk di teras  rumah memacu tunggu Dari Serambi Mekah kabar mengharu biru  * Sabda alam telah bergema Meluluhlantakkan tanah Pidie Jaya Delapan belas korban tercerabut nyawa Ulah goncangan sesar tanpa jeda Dari arah timur laut menuju barat daya  * Tuhan..   bersungkur kami di atas sajadah Memohon welas asih pada doa mendesah Lindungi saudara kami di tanah Serambi Mekah Berkisah di antara kehancuran rumah dan tanah merekah Berlarian dalam ketakutan tak tentu arah Mengingatnya, membuat mataku basah. Lereng SUSI, 7 Des 2016. 11.00