Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Menyentuh Asa di Gerakan Bagi Takjil (GBT) 2015

Gambar
#Menjaring  Rp. 10 Juta via Media Sosial   Berawal dari obrolan ringan di pertengahan Ramadan tahun lalu dengan seorang teman sepermainan ( dimana ada dia selalu ada aku hehehe)   membayangkan alangkah elok bila kita bisa melakukan sesuatu untuk mengisi bulan yang penuh pancaran rahmat. Tercetuslah ide untuk berbagi takjil bagi musyafir. Setelah nembak sana sini baik via facebook maupun sms terkumpul uang kurang lebih duajuta lebih dan Alhamdulillah meskipun hanya beberapa hari dan hanya berbagi di beberapa masjid atau mushola, GERAKAN BERBAGI TAKJIL (GBT) dapat terselenggara. Terinspirasi dari gerakan dadakan tahun lalu itulah, maka untuk menyambut Ramadan kali ini, kami lebih mempersiapkan diri. Dua minggu menjelang Ramadan kami berusaha menggugah hati dengan bermodal menulis status di Facebook dan share status tersebut via sms maupun whats up. Dengan ucapan Bismillah kami memulai GERAKAN BAGI TAKJIL ini. Di media sosial dengan segala hiruk pikuknya ini, kami merasakan be

(Fiksi) Harusnya Aku Melewatkanmu

Harusnya ku telah melewatkanmu Menghapuskanmu dari dalam benakku Namun ternyata sulit bagiku Merelakanmu pergi dari hatiku [Adera – Melewatkanmu] Samar kudengar lagu itu tanpa terhenti. Selesai di syair terakhir kembali Adera mengusik dengan lagu Melewatkanmu . Aku lirik pak sopir travel yang masih muda berusia sekitar 32 tahun mengangguk-anggukkan kepala dan sekali ikut bersenandung. Keren juga sopir travel ini, biasanya sopir menyetel lagu dangdut atau campursari paling keren lagunya Wali atau ST12. Tapi si sopir memutar lagu Adera. Mellow, mendayu. Sepanjang perjalananku dari Yogyakarta menuju kota kecilku di lereng Sumbing Sindoro menjadi jengah. Hatiku tertusuk oleh Adera. Untuk mengusir rasa yang teraduk aku mencoba pejamkan mata. Tiba-tiba tilulit tilulit tilulit.. handphoneku bergetar. ada sms masuk. Duh, dia lagi dia lagi. Dia yang harus kulewatkan, kembali menyapaku “ Semangat pagi.” Kututup handphone, berusaha abai dengan sms barusan. Kembali

(Fiksi)Lelaki yang Kurindu

Lelaki itu tiba-tiba menganggukkan kepala sambil tersenyum saat mengetahui aku memperhatikan dirinya dari tadi. Aku segera membalas senyumnya untuk menutupi rasa malu yang menyeruak. Senyum lelaki itu mengingatkanku pada sosok yang pernah sangat kurindukan saat kuliah dahulu. Sedikit banyak lelaki yang kurindukan itu banyak membantuku untuk mengarungi hidup yang kembang kempis saat kost di Semarang. Ingatanku kembali melintas belasan tahun yang lalu kala aku kost di Erlangga Tengah Semarang untuk kuliah di Undip. Setiap hari di siang yang terik aku selalu menunggu laki laki itu. Saat dia datang, bergegas aku menghambur keluar dari kamar untuk menyambutnya, untuk mendengar cerita lucunya, bergurau sampai ngakak dan sesekali menceritakan keluarga masing-masing. Setelah semuanya selesai, dia akan pamit dengan sopan dan segera berlalu sambil melemparkan senyum jenakanya. Begitulah lakon setiap hari yang kulakukan dari secuil waktuku menuntut ilmu, hingga tumbuh kedekatan d