Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2025

Puisiku Menjadi Lagu. Mungkinkah?

  Saya sering mendengar berita tentang sisi positif dan negatif penggunaan Artificial Intelegent (AI) dalam kehidupan sehari - hari. Namun belum berminat menggunakan hingga pada pertengahan Desember 2023 saya membaca sebuah opini di koran Kompas tentang manfaat dan bahaya kecerdasan buatan tersebut serta menampilkan sebuat alamat OpenAI.com/CHATGPT. Iseng mendaftar dan terlintas di pikiran saat itu ingin membuat puisi dengan bantuan AI. Begitu mengetik kata “Secangkir Teh”, tidak sampai tiga menit muncullah deretan kata seperti puisi tanpa harus memeras otak dan mengolah rasa di hati seperti yang saya sadur di bawah ini: Secangkir Teh di Pagi Hari Setitik embun di ujung daun, Menyapa pagi yang baru bangun, Secangkir teh kuangkat perlahan, Menghangatkan jemari yang masih dingin. Aromanya lembut, mengalun perlahan, Membawa damai ke dalam dada, Seperti bisikan lembut sang pagi, Mengiringi langkah awal hari ini. Seteguk tenang, melenyapkan gelisah, Mengalir hangat dala...

Sekelumit Kisah Tentang Alun-alun Temanggung.

Penataan Ruang adalah suatu sistem proses Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang disusun secara nasional, regional, dan lokal. Di tingkat Kabupaten/kota disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (1) bahwa Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan,/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Diharapkan dengan adanya peraturan pemerintah tersebut penataan ruang atau wilayah dengan maksud agar terjadi pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta terjaga stabilitas wilayah dan terjadi kesinambungan pembangunan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang di tingkat kabupaten dan selaras dengan rencana pembangunan nasional. Salah satu ruang publik y...

Untuk Pengantinku

Baju kebesaran ditanggalkan saat pesta usai Tiba waktu menuju dunia nyata penuh riak, onak dan duri Hanya orang tabah yang mampu hadapi   Jika aral menghadang langkah Teruslah bergenggaman tangan Untuk senantiasa bertasbih padaNya.   Saat cobaan hadir dalam kehidupan, hanya satu pinta Bersabarlah, tegakkan sholat dan berdzikir padaNya Agar hati menjadi tenang arungi marcapada penuh warna.   Selamat berbahagia mas Rasyid dan mba Dina merangkai kisah Semoga menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Selalu dalam genggaman cintaNya penuh barokah.     Temanggung, 23 Oktober2023   Ikut berbahagia

Tempayan Kepercayaan

  Punguti satu persatu sisa remahan Rangkai pelan serupa tempayan Tampungi sejumput jura keyakinan Atas luka hati enggan beranjak ke tepian,     Memang tak mudah Kembali seperti semula tertinggal secuil remah Remuk redam ditimpa sangka   Dalam bayang bayang kelam tampak sekerlip kunang biaskan secercah pualam Tempayan kembali utuh tak kapang Memeluk percaya yang hampir enggan pulang   6Oktober 24

Geosim Bersalin Petrikor

  Ketika hujan memberi kabar Akan datang sambangi pertiwi Aku menghambur keluar ruangan Turut menyambut sejenak geosim   Sayangnya ia tak sudi bersabar Hujan sudah keburu tiba Enggan menantiku barang sejenak Kukira melewati sebuah gerimis   Air segera turun ke bumi Menderas membasahi tanah kering Akhirnya kutemukan aroma lain Serupa petrikor yang terlanjur menghampiri Lereng Susi, 13 Oktober 24

Aku Rela

 P erang bintang mulai lencang Muntahkan syahwat jalang Abaikan kemanusiaan Rengsa jiwa - jiwa melayang. Sia sia belaka!   Bila kau temukan ragaku di jalanan Jangan kau abaikan Aku rela disiram air menggelepar Aku rela dilempar asap hingga mata lejar Aku rela dada terasa panas menjalar Aku rela mati sia sia! Agar kau hidup lepas distopia! Lereng Susi, 22 Agustus 24

Aib Tersembunyi

Kemarin, matahari mengintip di ufuk timur aku dipertemukan awan dan mega Mereka berarak pelan menuju kaki langit   Tetiba awan berhenti dan menatap sejenak sembari berbisik Apa kabar aib yang tersembunyi epik? Aku tergeragap tak mampu menjawab pertanyaan klasik   Bukan rahasiaku yang diulik Namun tanyamu cukup menggelitik Disaat aku payah hujan peluh   Awan terus semburkan tanya selaksa bara menyala Sementara mega sesekali genit bertingkah Menyingkap langit lalu selubungi lagi untuk torehkan kisah   Aku memang tak petah lidah Tapi kali ini tak ingin aib   lebih menganga terkuak Akan kujawab sembari menahan sesak   Awan, berhentilah sampai di engkau Atas tanya yang coba kau ungkap Teguk dalam - dalam ludah keingintahuanmu   Bayangkan kau bersanding mega di angkasa Beriringan laksana pengantin muda Lenggak lenggok genit bermanja   Sejatinya hanya jalankan titah Sembari bertakbir illah illah i...