(Puisi) Tarian koruptor
Semua mata tertuju saat hakim ketuk palu Sang pecundang menatap jeri Sorai menggema bagai angin sendalu Raganya harus berada di balik jeruji Kalender telah berganti lembaran Kuasa dan keserakahan tetap menjadi dewa Di balik tembok-tembok keangkuhan Liurnya mengganas, menjadi sabda Dia temukan segerombolan nafsu Melenggokkan tarian erotis menawan Di balik tembok- tembok ambigu Terpegang siapa ada dalam genggaman Saat pintu terbuka lebar Tanda raga terlepas dari kungkungan Dia mulai mainkan jerat menjalar Mencari mangsa untuk berkelindan Dibalik tipuan senyum samar Coba mengeruk semua sesuai angan Sejarah telah bicara, Koruptor tetaplah pencuri uang rakyat. Meski nada dilagukan selaksa ode Nestapa rakyat menjadi semburat Sejatinya otaknya telah terdikte Tujuan hanyalah kekuasaan syahwat Masihkah akan kau pilih dia? Kelak membawa negeri elok Yang amat kucinta ke penghujung senjakala? Lereng Susi, 28 Agustus 2023