Postingan

(Puisi) Tarian koruptor

Semua mata tertuju   saat hakim ketuk palu Sang pecundang menatap jeri Sorai menggema bagai angin sendalu Raganya harus berada di balik jeruji Kalender telah berganti lembaran Kuasa dan keserakahan tetap menjadi dewa Di balik tembok-tembok keangkuhan Liurnya mengganas,   menjadi sabda   Dia temukan segerombolan nafsu Melenggokkan tarian erotis menawan Di balik tembok- tembok ambigu Terpegang siapa ada dalam genggaman   Saat pintu terbuka lebar Tanda   raga terlepas dari kungkungan Dia mulai mainkan   jerat menjalar Mencari mangsa untuk berkelindan Dibalik tipuan senyum samar Coba mengeruk semua sesuai angan   Sejarah telah bicara,   Koruptor tetaplah pencuri uang rakyat. Meski nada dilagukan selaksa ode Nestapa rakyat menjadi semburat Sejatinya otaknya telah terdikte Tujuan hanyalah kekuasaan syahwat   Masihkah akan kau pilih dia? Kelak   membawa negeri elok Yang amat kucinta ke penghujung senjakala?   Lereng Susi, 28 Agustus 2023

Kulihat Pelangi Bersamamu

Gambar
foto IdaMoerid Darmanto Saat jiwa hanya mampu membaca Hitam putih pada semua perkara Dengan senyum jenaka tanpa sepatah kata Berlahan kau berikan abuabu di sana    Aku menolak   Kamu diam  Aku berontak   Kamu tetap memeram  Arsiran abstrak   Tak pernah lelah Ruang kosong kau lukis Menorehkan sepenggal kisah Tipiskan sekat pada garis   Engkau tahu saat aku bergumam Rasa ini terus menyeruak Bagiku putih hitam Fakta bijak   Kini, baru kusadari duapuluh empat tahun menerangi Kesabaranmu laksana matahari Terus semangat memberi imaji Marcapada ada kala berdimensi   Kau berikan seluruh bias pelangi Menjadikan hidup  berwarna warni Terima kasihku ya Rabbi Atas hembusan rahmat illahi   Nyalaku kembali rekah Kau bukan hanya sekadar indah Kau tak akan terganti   10 Juli 2023  

Kematian itu (sebuah) Pesan

Gambar
Kita tak pernah tahu  Kapan Izrail datang menuju Bisa jadi saat kita tertawa palsu Ditengah himpitan hidup nan sahdu Atau memang tengah tersedu Atas luka tak kunjung berlalu Mampukah kita mengelak Atau kita masih berlagak congkak? Manakala Izrail menjalankan titah tak berjarak Dari pemilik semesta tempat kita berpijak Belajarlah dari kematian Isa siang ini Dia membawa pesan berdimensi Bagi insan insan pencari mimpi Bersiaplah bekal sebanyak yang kau sanggupi Untuk menjemput kematian hakiki  Lereng Susi,  8 Juni 2023

Puisi Suara Hati

Gambar
Adalah puisi sejati Untaian aksara menari indah Ungkapan lariklarik rasa hati  Atas ketidakadilan di jagat bumi Puisi bukan untuk menjilati  Ludahludah tumpah ruah  Selubungi mata batin suci Atas kenyataan yang tak bisa dipungkiri Puisi bukan untuk memunguti  Recehreceh berserakan bak sampah Merangkak untuk mendapati  Setangkup jura di panggung selebrasi  Di tengah hiruk pikuk kini Dia berpuisi memekakkan sanggurdi  Seolah paling berjasa untuk semesta  Memperhatikan segalanya dengan penuh cinta  Tak usahlah kau asah mata batin  Lihatlah dengan mata telanjang  Seluruh ceruk dipenuhi pundipundi  Hingga akhirnya puisi lelah berkelana LerengSuSi,11 Juni 2023

Rasa yang menguar

Gambar
Gambar hanyalah pemanis belaka Malam ini tetiba saya ingin menulis tentang rasa yang menguar di dada sejak hari raya menjelang hingga berlalu dengan banyak cerita.  Rasa pertama yang mengusik saat saya bersilaturahmi di hari raya. Bertemu dengan pelaku usaha kecil. Mereka bercerita kecewa dengan cara pemaketan hampers dari komunitas. Bayangkan, ada pelaku usaha memproduksi kue kering (bukan dia yang bercerita, tapi lewat mulut orang lain yang dipercaya), dengan harapan memanen laba di hari raya, riang gembira dia menyetor hasil produksi yang diharuskan sebanyak 100 paket. 2 atau 3 hari menjelang hari raya, dia ditelepon untuk mengambil hasil penjualan. Ada rasa yang tak bisa diungkapkan saat itu. Bayangannya pupus!!!. Dia disuruh membawa sisa barang yang hanya terbeli 13 paket. Bayangiiinnn.. modal yang dikeluarkan tidak sedikit tapi harapannya menguap begitu saja. Sedih dan  sumpek pastinya. Akhirnya teman teman pelaku usaha lainnya yang mendukung dengan membeli yang sebenarnya tidak

Merapi : Tak Pernah Ingkar Janji

Kemarin siang,  Ia terbangun jenak Meliuk, meregang, menggeliat Hempaskan rasa penat Atas kandungan terlampau berat Merapi bukan tengah bersolek Bibirnya merah merekah Memuntahkan gumam takbir  Illah..illah..illah...Allah Merapi tak lagi merana Ia gemuruhkan sedetak rasa Hamburkan sebagian isi rahim Tunduk agung atas sabda pemilikNYA. Sepagi ini, Rintik abu masih setia menghujani hamparan bumi  Kirim pesan sepenuh cinta Limpahan rezeki di negri loh jinawi Merapi tak pernah ingkar janji. Lereng SuSi,12Maret2023

Bahala di Negri Harapan.

Di tanah harapan,  Asa koyak dalam semalam.  Terkubur bersama puingpuing ketakutan,  Jerit tangis menggema, menggumam. Berpacu melawan waktu  Menggeretak dalam gigil  Menggapai jiwajiwa nyala  Sebelum redup di balik bongkah keangkuhan.   Aroma menguar di dataran Syam.  Temukan secercah binar sang dara  Tumpah kasih pada adinda  Tak hirau lukaluka mendera   Negri para nabi tengah mengabdi   Bahala ikuti alunan sabda illahi   Tundukkan napsu keserakahan   Keruk tuntas rahim bumi  Dari lintas katulistiwa Ibu pertiwi turut berduka  Rapal baitbait mantra doa  Untuk saudara kita berkalang nestapa  Di negri yang di berkahi.  LerengSuSi,080223