(Puisi) Senandung Lima Waktu
Kuangkat kedua tangan tuk ungkap rindu
Sepenuh jiwa pengharapan tertuju
Hadapkan wajah, hidup dan matiku
Dengan takbiratul ihram menyeru
ALLAHU
AKBAR,
hamba membeku
Sejenak tundukan kepala
Berpegang lutut kuatkan punggung rata
Memuji Engkau sepenuh rasa
Dalam langgam rukuk mengeja doa
Yakini Allah mendengar
tak sekedar angan
Pelan tegakkan raga pada iktidal menawan
Sembari angkat dua tangan
Segaris telinga
kiri kanan
Berlanjut sungkurkan diri
Tempelkan dahi ke bumi
Sujud kepasrahan insani
Tunduk pada sabda illahi
Subhaana
Rabbiyal A’la wa bihamdi
Pelan angkat raga tuk tasyahud
Mohon welas asih dan ampun
Dicukupkan dari segala tak mampu
Angkat derajat dunia akhirat menuju
Rejeki barokah memacu tunggu
Petunjuk jiwa berlagu merdu
Afiat diri sehat selalu
Lafalkan tasbih mendayu
Asa antara dua sujud menghidu
ISYA
Dari terbenam Syafaq
sang awan senja merah
Hingga terbit semburat fajar berkisah
Empat rekaat tegak di atas sajadah
Nan elok di rumah Allah berjamaah
SUBUH
Tersembul fajar sidiq tanpa gaduh
Sampai terbit sang surya seluruh
Singkap tiga temali setan menjerat tubuh
Merepih dalam dua rekaat tangguh
LUHUR
Awali dari
lorong waktu
Matahari beranjak dari pertengahan langit biru
Pada diri dan bayangan setegak tak pandang bulu
Merunduk dalam empat rukuk sahdu
ASYAR
Semenjak bayangan sepadan tegar
Hingga terbenam matahari di horizon samar
Tiba Malaikat penunggu waktu bertukar
Kususun empat iktidal pada asyar
MAGRIB
Mengukir di sisa masa
Antara matahari terbenam jingga
Hingga hilang semburat awan senja
Tersungkur sujud dalam gemulai rekaat tiga
Pada perputaran masa terjerat
Duapuluh empat jam menggeliat
Tunai dalam tujuhbelas rekaat
Nyalakan api semangat
Sisihkan napsu syahwat
Awali desah takbiratul ihram
Matangkan jiwa terperam
Di penghujung tahiyat bergumam
Menyulam qalam dengan
salaam
Kuangkat kedua tangan tuk ungkap rindu
Sepenuh jiwa pengharapan tertuju
Hadapkan wajah, hidup dan matiku
Dengan takbiratul ihram menyeru
ALLAHU AKBAR, hamba membeku
Sejenak tundukan kepala
Berpegang lutut kuatkan punggung rata
Memuji Engkau sepenuh rasa
Dalam langgam rukuk mengeja doa
Yakini Allah mendengar tak sekedar angan
Pelan tegakkan raga pada iktidal menawan
Sembari angkat dua tangan
Segaris telinga kiri kanan
Berlanjut sungkurkan diri
Tempelkan dahi ke bumi
Sujud kepasrahan insani
Tunduk pada sabda illahi
Subhaana Rabbiyal A’la wa bihamdi
Pelan angkat raga tuk tasyahud
Mohon welas asih dan ampun
Dicukupkan dari segala tak mampu
Angkat derajat dunia akhirat menuju
Rejeki barokah memacu tunggu
Petunjuk jiwa berlagu merdu
Afiat diri sehat selalu
Lafalkan tasbih mendayu
Asa antara dua sujud menghidu
ISYA
Dari terbenam Syafaq sang awan senja merah
Hingga terbit semburat fajar berkisah
Empat rekaat tegak di atas sajadah
Nan elok di rumah Allah berjamaah
SUBUH
Tersembul fajar sidiq tanpa gaduh
Sampai terbit sang surya seluruh
Singkap tiga temali setan menjerat tubuh
Merepih dalam dua rekaat tangguh
LUHUR
Awali dari lorong waktu
Matahari beranjak dari pertengahan langit biru
Pada diri dan bayangan setegak tak pandang bulu
Merunduk dalam empat rukuk sahdu
ASYAR
Semenjak bayangan sepadan tegar
Hingga terbenam matahari di horizon samar
Tiba Malaikat penunggu waktu bertukar
Kususun empat iktidal pada asyar
MAGRIB
Mengukir di sisa masa
Antara matahari terbenam jingga
Hingga hilang semburat awan senja
Tersungkur sujud dalam gemulai rekaat tiga
Pada perputaran masa terjerat
Duapuluh empat jam menggeliat
Tunai dalam tujuhbelas rekaat
Nyalakan api semangat
Sisihkan napsu syahwat
Awali desah takbiratul ihram
Matangkan jiwa terperam
Di penghujung tahiyat bergumam
Menyulam qalam dengan salaam
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Kuangkat kedua tangan tuk ungkap rindu
Sepenuh jiwa pengharapan tertuju
Hadapkan wajah, hidup dan matiku
Dengan takbiratul ihram menyeru
ALLAHU AKBAR, hamba membeku
Sejenak tundukan kepala
Berpegang lutut kuatkan punggung rata
Memuji Engkau sepenuh rasa
Dalam langgam rukuk mengeja doa
Yakini Allah mendengar tak sekedar angan
Pelan tegakkan raga pada iktidal menawan
Sembari angkat dua tangan
Segaris telinga kiri kanan
Berlanjut sungkurkan diri
Tempelkan dahi ke bumi
Sujud kepasrahan insani
Tunduk pada sabda illahi
Subhaana Rabbiyal A’la wa bihamdi
Pelan angkat raga tuk tasyahud
Mohon welas asih dan ampun
Dicukupkan dari segala tak mampu
Angkat derajat dunia akhirat menuju
Rejeki barokah memacu tunggu
Petunjuk jiwa berlagu merdu
Afiat diri sehat selalu
Lafalkan tasbih mendayu
Asa antara dua sujud menghidu
ISYA
Dari terbenam Syafaq sang awan senja merah
Hingga terbit semburat fajar berkisah
Empat rekaat tegak di atas sajadah
Nan elok di rumah Allah berjamaah
SUBUH
Tersembul fajar sidiq tanpa gaduh
Sampai terbit sang surya seluruh
Singkap tiga temali setan menjerat tubuh
Merepih dalam dua rekaat tangguh
LUHUR
Awali dari lorong waktu
Matahari beranjak dari pertengahan langit biru
Pada diri dan bayangan setegak tak pandang bulu
Merunduk dalam empat rukuk sahdu
ASYAR
Semenjak bayangan sepadan tegar
Hingga terbenam matahari di horizon samar
Tiba Malaikat penunggu waktu bertukar
Kususun empat iktidal pada asyar
MAGRIB
Mengukir di sisa masa
Antara matahari terbenam jingga
Hingga hilang semburat awan senja
Tersungkur sujud dalam gemulai rekaat tiga
Pada perputaran masa terjerat
Duapuluh empat jam menggeliat
Tunai dalam tujuhbelas rekaat
Nyalakan api semangat
Sisihkan napsu syahwat
Awali desah takbiratul ihram
Matangkan jiwa terperam
Di penghujung tahiyat bergumam
Menyulam qalam dengan salaam
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Kuangkat kedua tangan tuk ungkap rindu
Sepenuh jiwa pengharapan tertuju
Hadapkan wajah, hidup dan matiku
Dengan takbiratul ihram menyeru
ALLAHU AKBAR, hamba membeku
Sejenak tundukan kepala
Berpegang lutut kuatkan punggung rata
Memuji Engkau sepenuh rasa
Dalam langgam rukuk mengeja doa
Yakini Allah mendengar tak sekedar angan
Pelan tegakkan raga pada iktidal menawan
Sembari angkat dua tangan
Segaris telinga kiri kanan
Berlanjut sungkurkan diri
Tempelkan dahi ke bumi
Sujud kepasrahan insani
Tunduk pada sabda illahi
Subhaana Rabbiyal A’la wa bihamdi
Pelan angkat raga tuk tasyahud
Mohon welas asih dan ampun
Dicukupkan dari segala tak mampu
Angkat derajat dunia akhirat menuju
Rejeki barokah memacu tunggu
Petunjuk jiwa berlagu merdu
Afiat diri sehat selalu
Lafalkan tasbih mendayu
Asa antara dua sujud menghidu
ISYA
Dari terbenam Syafaq sang awan senja merah
Hingga terbit semburat fajar berkisah
Empat rekaat tegak di atas sajadah
Nan elok di rumah Allah berjamaah
SUBUH
Tersembul fajar sidiq tanpa gaduh
Sampai terbit sang surya seluruh
Singkap tiga temali setan menjerat tubuh
Merepih dalam dua rekaat tangguh
LUHUR
Awali dari lorong waktu
Matahari beranjak dari pertengahan langit biru
Pada diri dan bayangan setegak tak pandang bulu
Merunduk dalam empat rukuk sahdu
ASYAR
Semenjak bayangan sepadan tegar
Hingga terbenam matahari di horizon samar
Tiba Malaikat penunggu waktu bertukar
Kususun empat iktidal pada asyar
MAGRIB
Mengukir di sisa masa
Antara matahari terbenam jingga
Hingga hilang semburat awan senja
Tersungkur sujud dalam gemulai rekaat tiga
Pada perputaran masa terjerat
Duapuluh empat jam menggeliat
Tunai dalam tujuhbelas rekaat
Nyalakan api semangat
Sisihkan napsu syahwat
Awali desah takbiratul ihram
Matangkan jiwa terperam
Di penghujung tahiyat bergumam
Menyulam qalam dengan salaam
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Kuangkat kedua tangan tuk ungkap rindu
Sepenuh jiwa pengharapan tertuju
Hadapkan wajah, hidup dan matiku
Dengan takbiratul ihram menyeru
ALLAHU AKBAR, hamba membeku
Sejenak tundukan kepala
Berpegang lutut kuatkan punggung rata
Memuji Engkau sepenuh rasa
Dalam langgam rukuk mengeja doa
Yakini Allah mendengar tak sekedar angan
Pelan tegakkan raga pada iktidal menawan
Sembari angkat dua tangan
Segaris telinga kiri kanan
Berlanjut sungkurkan diri
Tempelkan dahi ke bumi
Sujud kepasrahan insani
Tunduk pada sabda illahi
Subhaana Rabbiyal A’la wa bihamdi
Pelan angkat raga tuk tasyahud
Mohon welas asih dan ampun
Dicukupkan dari segala tak mampu
Angkat derajat dunia akhirat menuju
Rejeki barokah memacu tunggu
Petunjuk jiwa berlagu merdu
Afiat diri sehat selalu
Lafalkan tasbih mendayu
Asa antara dua sujud menghidu
ISYA
Dari terbenam Syafaq sang awan senja merah
Hingga terbit semburat fajar berkisah
Empat rekaat tegak di atas sajadah
Nan elok di rumah Allah berjamaah
SUBUH
Tersembul fajar sidiq tanpa gaduh
Sampai terbit sang surya seluruh
Singkap tiga temali setan menjerat tubuh
Merepih dalam dua rekaat tangguh
LUHUR
Awali dari lorong waktu
Matahari beranjak dari pertengahan langit biru
Pada diri dan bayangan setegak tak pandang bulu
Merunduk dalam empat rukuk sahdu
ASYAR
Semenjak bayangan sepadan tegar
Hingga terbenam matahari di horizon samar
Tiba Malaikat penunggu waktu bertukar
Kususun empat iktidal pada asyar
MAGRIB
Mengukir di sisa masa
Antara matahari terbenam jingga
Hingga hilang semburat awan senja
Tersungkur sujud dalam gemulai rekaat tiga
Pada perputaran masa terjerat
Duapuluh empat jam menggeliat
Tunai dalam tujuhbelas rekaat
Nyalakan api semangat
Sisihkan napsu syahwat
Awali desah takbiratul ihram
Matangkan jiwa terperam
Di penghujung tahiyat bergumam
Menyulam qalam dengan salaam
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/idamoerid/senandung-lima-waktu_569348abf27a61400592168d
Komentar
Posting Komentar