Mengendalikan Emosi Itu (Tak) Susah
Marah itu
manusiawi. Setiap orang pasti pernah merasakan marah. Saat emosi tersulut
seluruh syaraf wajah bekerja secara maksimal sehingga ketika kita berhadapan
dengan orang yang sedang marah bin emosi, yang nampak wajah merah mengerikan.
Udah masalah tidak terselesaikan energi terlanjur terkuras habis.
Nah,, untuk
mengurangi efek negatif yang timbul sebaiknya perlu mengelola kemarahan secara
bijak (qeqeqe.. bisa-bisanya “menasehati” orang lain, mengelola kemarahan diri
sendiri aja belum becus, kesenggol dikit aja langsung nyolot. Alamak….).
Menahan amarah itu
bukan perkara yang gampang, susaaaaah banget untuk bisa menahan emosi. Ketika
ada seseorang bikin gara-gara yang memancing emosi, rasanya darah langsung
mengalir ke ubun-ubun. sudah barang tentu mata nyolot kemerahan, tangan
gemeteran pengen gampar, mulut rasanya pengen ngeluarin makian sumpah serapah
sehari semalem. Keren ya!
Udah pada ngerti
belum, menurut hadist Nabi, orang kuat itu bukan orang yang jago berantem atawa
jago gulat. Tapi ternyata orang kuat itu adalah orang yang bisa mengendalikan
dirinya saat amarah bergejolak. Jadi ngebayangin, marah itu kan asalnya dari
setan, setan berasal dari api. Kalau diri udah bisa menahan “terbakar” dari
api, berarti dia benar benar perkasa yaaa (nyambung gak se? hehehe.)
Berkaitan mengerem
amarah yang bergejolak dihati, Rasulullah mempunyai cara cara jitu untuk
meredam kemarahan yakni:
1. Membaca doa ta’awwud., Rasulullah
bersabda : Ada kalimat yang bila diucapkan niscaya akan hilang kemarahan
seseorang ”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk”. Saat
kemarahan mendera, cobalah tarik nafas dan berdoalah. Niscaya ga sampai lima
menit, si setan langsung ngabur dan hati kita kembali tenang.
2. Berwudhu. Rasulullah mengatakan
bahwa kemarahan itu berasal dari setan yang tercipta dari api, api hanya bisa
padam dengan air, maka berwudhulah.. basuhlah raga kita, basuhlah hati kita
dengan menyebut nama Allah.
3. Duduk tenang. Sepele yaa?
Kenapa kita kudu mencak-mencak tangan di pinggang kayak cangkir saat marah.
Dengan duduk sambil atur nafas pelan mampu meredam emosi dan bisa berpikir
lebih tenang. “Jika kalian marah duduklah, kalau tidak hilang maka
berbaringlah”. Al Hadist.
4. Diam. Bahasan tentang diam ini
jadi inget anakku waktu TK. Tau Emaknya gampang nyolot, nerocos ga keruan,
saban mataku udah mendelik, si kecil langsung keluarin senjata andalan hafalan
hadist dari ustadahnya. “Dari Ibnu Abbas Rasulullah berkata : Jika dia marah,
hendaknya dia diam”. Yeee… mulut monyongku langsung mingkem dong, berganti
pelukan ke krucil. Jadi, berdiamlah,,, tarik nafas dalam-dalam, kendalikan
sumpah serapah yang siap meluncur dari mulutmu.
5. Bersujud. Artinya mengambil
posisi terendah, bersujud di sini adalah sholat sunat dua rakaat. Uraian nomor
1 sampai 4 terimplikasi dalam point 5 “bersujud”. Dari berdiam diri
menenangkan, mengusir setan dengan menyiramkan air wudlhu, mengambil posisi
terendah yaitu menempelkan jidat ke tanah kemudian mengingat Allah dengan
sholat sunat merupakan cara paling jitu untuk meredam amarah
“Ketahuilah
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat
merahnya kedua mata dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang
mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (bersujud).
HR Tirmidzi.
Hayuk,, latihan
mengelola amarah bin emosi yuksss. Apa kita mau energi terkuras sia-sia karena
tak mampu menahan marah? Atau akan kita diamkan saja “setan” bersemai di dalam
dada, hingga suatu saat kesenggol dikiiit aje langsung meledak laksana bom?
Kita sendiri yang tentuin kok, bukan tetangga sebelah. Salam.
Komentar
Posting Komentar