(Artikel) Ternyata Periksa Mammografi Gampang lhooo..
Pada tanggal 4 Nopember 2016 lalu hatiku berdebar –
debar tak karuan. Bukan karena hari jumat barokah tersebut ada gerakan massa di
ibukota. Diriku memahami sudah ada yang lebih kompatibel untuk ngurus hal kayak
gitu. Namun dari hati yang terdalam, aku terus berdoa memohon kepada
Allah agar ditunjukkan yang benar itu
benar dan yang salah itu salah. Jangan sampai hukum rimba berlaku di Indonesia.
Semua bergerak sesuai kapasitas masing - masing, tanpa ada “oknum” yang
menunggangi kegiatan hari itu untuk kepentingan pribadi atau golongannya.
Alhamdulillah semua sepertinya berjalan aman damai, hingga berlanjut ke gerakan
gerakan selanjutnya. Kembali ke masalah awal, kenapa hatiku berdebar - debar?
Karena diriku mendapat kesempatan ikut bergabung dalam peluncuran layanan MAMMOGRAFI di RSUD Joyohadinegoro Temanggung.
Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv).
Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah
terbukti dapat mengurangi kematian akibat kanker payudara. Selain mammografi, ada pemeriksaan SADARI yaitu pemeriksaan payudara
sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif
untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi
rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai
metode screening untuk mendiagnosa
kanker payudara sedini mungkin. (wikipedia)
Kembali
ke kegiatan pemeriksaan mammografi gratis Di RSUD JoyoHadinegoro Temanggung ini
sungguh mengharu biru. Ciee... Jatah pemeriksaan mammografi pada peluncuran pelayanan
tersebut hanya diperuntukkan bagi 40 ibu pendaftar pertama di seluruh Kabupaten
Temanggung. Sedangkan biaya pemeriksaan mamografi harus merogoh kocek sampai Rp
400.000,- sedanagkan klaim BPJS ada mekanisme tersendiri. Naahh... dua hari
sebelum jadwal kegiatan launching,
aku ikutan kumpul ala mak mak dan memperoleh informasi gratisan tersebut.
Dengan sedikit terburu,
segera kupacu kendaraan butut kesayangan untuk ikut mendaftarkan diri. Waktu itu tidak kepikiran apa itu mammografi,
yang penting daftar dulu karena GRATIS.
Qiqiqiqi
Ehh...
sampai di tempat pendaftaran, ternyata kuota sudah penuh. wal hasil dengan langkah gontai kususuri selasar rumah sakit dengan pandangan hampa.
Persis seperti orang linglung daaah.. 😋
Sampai
di depan ruang satpam, diriku
ketemu bu Indira Agung, istri kabag Umum Setda yang cantik dan baik hati.
Melihat mukaku yang udah jelek bermuram durja, beliau bertanya siapa yang sakit? Uppss...
gelagapan kujawab “Tidak ada yang sakit, namun diriku tengah bersedih karena
gagal daftar mammografi gratisan”. Dasar emang rezeki “mak Sholihah” cielaah..
bu Indira langsung nyamber, “udah, jatah Indira buat mbak Ida aja. Indira ada keperluan
besok”. Duuuhh... bagai kejatuhan
durian runtuh segerobak penuh. Hanya selang sehari udah bisa menikmati
pelayanan mammografi, Padahal
di rumah sakit besar, butuh waktu 8 sampai 18 bulan untuk mendapatkan layanan
mammografi. Dah gitu gratis
lagi..
Sambil komat kamit membaca doa tiada henti, Jumat
pagi jam 7. 30 aku udah antri di depan ruang radiologi RSUD di lantai 1.
Alhamdulillah aku dapat nomor urut dua.
Jam 8, kami berempat dipanggil ke ruang radiologi. Yaa.. ternyata tidak
seseram yang kubayangkan. Di ruangan telah menunggu mbak Utit yang menjelaskan
sekilas Standar Operasinal Pelayanan mammografi,
Setelah
itu kami disuruh melepas semua baju dan perhiasan yang menempel, (yang ini perlu upload foto ga yaa.. 😇) kami memasuki
ruangan kecil bercat putih, dan bertemu dengan mbak Iid, ahli penata rotgen yang lagi ambil S2. Alhamdulillah, sebelumnya udah saling kenal duluan, jadi suasana lumayan cairlah. Ngobrolin hal - hal yang ga begitu penting
untuk ngilangin kepanikanku sembari
Mbak Iid minta izin menyetel komputer.
Setelah setting peralatan, sembari ngobrol Mbak Iid mulai memeriksa kedua payudaraku dengan menekan agak kencang menggunakan alat ini. Agak sakit namun lebih sakit ditampar pake panci deh tinimbang payudara ditekan pake alat itu . hihihi
Dimulai dari payudara kanan, kiri, kemudian
posisi miring kanan dan miring kiri. Bukan diriku yang harus miring kesono ke
mari, namun alatnya yang miring miring gituuu.
Ga sampai seperempat jam pemeriksaan mammografi selesai. Setelah berbenah mengenakan kembali pakaian, aku
keluar dan melewati komputer yang menayangkan hasil pemotretan sehari sebelumnya. Aku berhenti sejenak dan ngobrol
dengan petugas di sana. Memang harus berkonsultasi dengan dokter radiologi
untuk membaca hasil mammografi.
Namun sekilas ditunjukkan
foto payudara sehat dan foto payudara yang “patut diduga” ada kelainan sehingga harus ada pemeriksaan lebih lanjut.
Penampakan payudara sehat
penampakan payudara yang harus dikonsultasikan lebih lanjut, karena terindikasi Kapsuler
Syukur
alhamdulillah hasil mammografiku aman damai. Kirain mau ditulis kesan apaaaa
gitu,, payudaranya masih seksi atau apalah qiqiqiqi ternyata hanya tertulis
kesan : “TIDAK TAMPAK JELAS GAMBARAN MASSA PADA KEDUA MAMAE”, sehingga tidak
perlu konsultasi lebih lanjut ke dokter.
Yuuukss.. buat mak mak yang udah berusia 35 tahun ke atas, selain di rumah SADARI, "PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI" dengan berbaring, tangan ke atas dan meraba secara memutar payudara sendiri. Alangkah lebih afdol bila kita memeriksakan secara lengkap dengan mammografi di Rumah sakit. Bila ada indikasi terkena kanker atau tumor, kita bisa berkonsultasi dan memeriksa secara lengkap ke dokter. Bila tidak ada indikasi, patutlah kita senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Salaam
Komentar
Posting Komentar