Terpesona Keseksian Umar
foto diambil dari Pos Belitung Tribunenews |
Laki - laki garang nan macho itu terlihat seksi di
mataku. Bagaimana tidak? Konon suaranya “menggelegar” laksana petir. Membuat
gentar siapapun yang mendengarnya. Terlebih saat emosi tingkat dewa, pedang
selalu terhunus di tangannya. Bahkan dia tega berniat membunuh adik
perempuannya gegara sedang menekuri lembar shukhuf penerang jiwa.
Bagaimana tidak terlihat seksi? Saat emosi mendengar
adiknya, Fatimah binti Khattab tengah belajar al quran di rumah Arqam bin abi Arqam.
Dengan pedang terhunus didobraklah pintu rumah Arqam dan diseretnya sang adik. Fatimah
dengan ketenangan luar biasa karena yakin bahwa yang dilakukan sebuah kebenaran
maka hanya menolak permintaan sang kakak untuk memberikan lembar yang tengah
dibaca. Bahkan mengatakan kakaknya terlalu kotor dan harus membersihkan diri
untuk bisa memegang lembar yang tengah dibacanya. Entah kenapa Umar bin Khattab si garang
layaknya singa rakus itu tunduk saja disuruh membersihkan diri. Setelah membaca sekilas, Umar segera
membalikkan badan menuju rumah Nabi.
Di depan rumah Nabi, Umar kembali berteiak ingin
bertemu. Kepanikan melanda namun Muhammad yang telah melangitkan pinta agar ada satu Umar menjadi tentaraNYa
tersenyum dan mempersilahkan Umar masuk. Seperti seekor domba lemah Umar bin
Khatab di tahun keenam kenabian Muhammad telah mengingkrarkan diri tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad nabiullah. Hidayah Allah begitu mudah membolak balikkan
hati. Si singa garang telah dilembutkan hatinya.
Saat menjadiKhalifah (orang nomor satu di negerinya),
emosi tingkat dewa masih saja melekat padanya. Seperti saat mendengar
kearoganan seorang gubernur bawahannya, tak banyak cakap beliau hanya mengirim sepotong
tulang digores pedang. Demi menerima tulang tersebut, sang bawahan langsung
pasi atas pesan mendalam dari sepotong tulang yang dikirim lewat kurir.
Juga ada sebuah kisah heroik pada suatu petang. Sebagai
seorang Khalifah, Umar bin Khattab berkeliling kota dan melihat seorang ibu
memasak lama sekali sampai anak - anaknya tertidur di dalam tenda. Disambangilah
si Ibu seraya diajak berbincang apa yang sedang terjadi. Sang ibu tanpa memandang
tamu di depannya menjawab tanya sang tamu sembari mengaduk panci kosong dengan
bercerita bahwa dia tak punya apapun yang bisa dimasak. Si Ibu melanjutkan
cerita bahwa khalifah Umar adalah seorang pemimpin yang tidak pernah
memperhatikan rakyatnya. Jadi untuk menenangkan anaknya, si ibu berpura pura
memasak sampai mereka lelah dan tertidur di tenda.
Terguncang hati Umar si singa garang yang telah
dilembutkan hatinya. Beringsut segera saja berpamitan kepada keluarga di tenda
tersebut dan tak perlu menunggu pagi Umar kembali mendatangi keluarga ibu sembari
memanggul sendiri sekarung gandum dan bekal makanan lainnya. Saat anak buahnya
meminta izin untuk memanggul bawaan yang terlihat berat dipunggung Umar, dengan masygul Umar berkata : “Biar kusangga
sendiri kesalahan ini, telah membiarkan warga kelaparan karena abaiku. Daripada
saya harus membertanggungjawabkan di padang masyar kelak”. SubhanAllah. Emosi yang dilingkupi cahaya hidayah pun langsung
mengalirkan energi positif.
Hingga pada suatu masa akan bertemu dengan sebuah
perpisahan yang mengguncangkan bagi jiwa manusia yang lemah. Demi mendengar
berita bahwa kekasih hati yang paling dianut telah berpulang ke hadirat
Allah, si singa garang Umar bin Khattab berteriak
marah dan akan membunuh siapapun yang mengatakan nabi Muhammad telah mangkat.
Demi menenangkan suasana, Abubakar Assiddiq seorang sahabat yang paling dihormati
membacakan secuil ayat : “Bila percaya kepada Allah harus menyadari bahwa
Nabi hanyalah manusia dan telah perpulang menghadap Allah yang dikasihinya”, hati Umar langsung melunak berganti tangis
mendalam membuat siapapun yang mendengar tangisnya larut dalam sedih tak berkesudahan.
Kegarangan seketika berubah menjadi lembut tatkala menyadari bahwa semua adalah milik Allah dan akan kembali
kepadaNya.
Naaah.. bila ada jiwa yang begitu garang bagai macan
kelaparaan saat melihat segala seuatu yang mungkar, melihat sesuatu yang tidak
pada koridor yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya berbalut hati begituuuu
lembut seperti salju saat menghadapi segala yang makruf, segala kebaikan yang
menyejukkan hati apa tidak seksi??? Yaaaah, bila tak mampu seseksi Umar bin
Khatab setidaknya marilah kita mencoba mengelola emosi seperti Umar agar
dianggap seksi. J
salaam.
salaam.
Komentar
Posting Komentar