Mematik Semangat "Bocah nDeso" di SMPN 1 Kaloran Bersama Kadang Peduli 2019
foto bersama seluruh motivator yang terlibat dalam Kadang Peduli 2019 |
Berawal
dari obrolan ringan dengan mbak Maya (motivator dari Jakarta) di grup, saya
mendapat kesempatan emas untuk bergabung dengan kegiatan Kadang Peduli 2019. Karena
obrolan dengan beliaulah saya tertular virus semangat untuk memotivasi tanpa
dasar apapun dan bermodal nekat seperti biasanya.
Bersama Mbak Maya, motivator "penular virus" |
Namun sungguh tidaklah
menyesal ikut bergabung dengan Kegiatan Kadang Peduli yang diprakarsai oleh
FIKT. FIKT atau Forum Ikatan Kadang Temanggungan merupakan paguyuban warga
Temanggung untuk saling berkomunikasi, ajang tukar menukar informasi,
mempererat tali persaudaran, serta mediator bagi peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang handal dan khususnya bagi pengembangan daerah Kabupaten
Temanggung dengan segala potensi sumber daya alam yang diketuai oleh mas Eli
Mantofani. Rerata anggota FIKT adalah warga Temanggung yang merantau dan
membangun keluarga di Jabodetabek namun masih mempunyai kepedulian bagaimana
membangun Temanggung dengan caranya.
Kembali
ke kegiatan Kadang Peduli 2019, ternyata sudah menjadi agenda tahunan dan banyak
jejak yang disematkan di Temanggung. Tahun ini merupakan tahun ke enam dan saya
baru bergabung sekarang. Helloooo… kemana aja mak rempong selama ini? Apa yang
sudah kamu perbuat untuk Temanggung selain hanya menghirup udara dan membuang
sampah saja di tanah gemah ripah loh jinawi ini? hehehe. Enggaklah, meski hanya
remah - remah mak rempong berusaha tetap ikut berkontribusi membangun negri
tembakau dengan cara yang sangat sederhana yang bisa mak rempong lakukan, salah
satu kesempatan turut serta membangun Temanggung lewat jalur Kadang Peduli 2019
ini.
Dari
sekelumit yang saya ketahui, kegiatan di Bulan Nopember ini hanya memotivasi
adik - adik untuk terus melanjutkan sekolah setinggi mungkin di tingkat SMP dan
SMA seperti yang sudah dibagikan jadwal di grup. Ternyata kegiatan dimulai dari
hari Jumat tanggal 22 Nopember 2019 dengan memotivasi adik kelas XII SMA 1 N
Temanggung dan SMA N 2 Temanggung,
dilanjutkan dengan kiat khusus tembus universitas negeri oleh Pak Agung di aula
SMA N 1 Temanggung dan Seminar mendapat beasiswa kuliah S2 atau S3 di Aula SMA
Muhamadiyah Temanggung. Pada hari Sabtu tanggal 23 Nopember 2019 acara berbagi
motivasi di beberapa SMP dan SMA di wilayah Temanggung, juga penyuluhan
kesehatan di SD Purbosari Ngadirejo. Berbagi motivasi untuk pemberdayaan UMKM
di bawah asuhan Disperindagkop Kabupaten Temanggung, sore hari Talkshow di TV Temanggung serta Ahad 24
Nopember 2019 para motivator merapat ke Situs Liyangan untuk mengikuti acara
peresmian perpustakaan.
Untuk
hari Sabtu, acara diawali dengan sarapan pagi, pengarahan kecil sekaligus ramah
tamah dan berdoa bersama untuk kelancaran kegiatan di rumah mas Anip Punto.
Berdoa bersama |
Suatu
kebetulan, saya udah sangat familiar
dengan rumah Suronatan karena menjadi titik kumpul saat teman SMP atau SMA
bertemu. Oh Hiya Airin si Notaris terkenal di Temanggung, adik mas Anip ini temen main dari SMP N 1 Temanggung,
SMA N 1 Temanggung bahkan satu kampus di Undip Semarang namun beda fakultas. Naaah di sarapan pagi ini ga sengaja kita
reuni kecil karena Drg Elvi Indah Royani juga memberi motivasi di SMP N 1 Temanggung.
Bersama Airin (Notaris) dan Drg Elvi Indah |
Di
acara sarapan bersama dengan menu empis - empis andalan Airin (paling enak
masakan dia cumak empis - empis doang) hihihi saya bertemu dengan seluruh
motivator yang akan berbagi. Ada hal yang membuat saya semakin berdecak kagum. Di
tengah kesibukan mereka yang sangat padat, beliau - beliau SENGAJA dan MELUANGKAN
WAKTU HADIR ke Temanggung dengan BIAYA sendiri untuk memotivasi warga
Temanggung agar menjadi lebih baik. Kereeen
yaaa!!! Ada cerita seru di balik kegiatan tersebut. Beberapa relawan hadir naik
mobil atau bis dan pesawat terbang. Mbak Indah dan mas Agung yang mengisi
motivasi di hari Jumat janjian naik pesawat mrupuuut pagi -pagi dari Jakarta dan
pulang sore hari. Sama - sama naik Batik air
jam 5 tapi di bandara baru nyadar bila beliau berdua beda pesaawat karena pak
Agung landing di Sukarno Hatta dan
mbak Indah di Halim Perdana kusuma. Kita yang ngebaca di grup ikutan ngakak
berat!!!!.
Dasar
emang sudah rezeki yaa. Saya ketiban sampur mendampingi Ir Martono Pengusaha
kelahiran Ngadirejo yang sukses membangun kerajaan perusahaan yang bergerak
dibidang survey geologi dan geofisika serta mendesain dan memproduksi peralatan
survey di Bandung serta pak Sri Handoko SE MM, petinggi Indofood Semarang dan
ketua Alumni STM Pembangunan di SMP N 1 Kaloran.
Ada
cerita memalukan yang seharusnya pamali untuk diceritakan. Berhubung kami belum
saling mengenal maka saya memberanikan diri meminta data diri untuk bekal saya
sebagai moderator si SMP Kaloran. Alhamdulillah Pak Sri Handoko fast respond dan obrolan kami mengalir
ringan, sehingga saya punya sedikit gambaran tentang sepak terjang beliau. Yang
rada deg - degan nunggu biodata dari Ir Martono ini. Sore hari saya baru dapat
kiriman CV beliau karena tengah perjalanan dari Bandung menuju Temanggung dalam
bahasa Inggris. Alamakjaaak, memang nilai saya “saat itu” Sembilan untuk bahasa
Inggris. cieee… Namun membaca sekilas CV beliau membuat saya tergagap dan
dengan gaya sok pede saya tanya lulusan dari geologi ya Pak? eeh, sore beliau
merespon dan mengatakan bahwa lulusan Tehnik mesin ITT Bandung seperti yang
sudah tertulis paling bawah di CV tersebut.
Aduh
duh duh duuuh gemeteran tangan ini. Untung hanya via WhatsApp, jadi beliau tidak tau
merahnya muka ini kayak kepiting rebus. Tapi sepertinya beliau menangkap
“ketelmian” saya jadi malam beliau mengulang kirim biodata dalam bahasa Indonesia. hahahaha.
Setelah berdoa bersama, kami segera meluncur ke SMP Kaloran dan datang tepat jam 9 seperti yang telah
direncanakan dan diterima oleh ibu Endang, Kepala sekolah yang cantik
didampingi oleh Kepala TU dan wakil kepala sekolah. Tak terasa acara mengalir
dengan lancar dimulai dari Ir Martono membagikan kisah sukses beliau.
Sebelumnya beliau bercerita bahwa untuk menyambung hidup saat kuliah Ir Martono
menjadi sopir angkot dan tukang cuci mobil. Menempuh kuliah cukup lama yakni 11
tahun karena harus berbagi waktu menjadi guru fisika dan matematika di 5 SMA serta kuliah untuk menambah biaya.
Satu
kiat yang beliau sampaikan bahwa "Tidak
ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua kesulitan bisa dilewati. Jangan
memikirkan hal yang akan dilewati, namun pikirkanlah kata SULIT yang harus
diatasi."
Satu - satunya jalan untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan PENDIDIKAN. Seseorang
bisa keluar dari masalah yang dihadapi dengan belajar/ menambah ilmu. Beliau mengibaratkan
PENDIDIKAN adalah CAHAYA, dengan ILMU maka pancaran cahaya akan menerangi jalan
kehidupan.
Beliau
mengibaratkan andai kita mengendarai mobil di jalan tol yang sangat lurus namun
tidak ada lampu penerang di kanan kiri jalan? Apa yang akan terjadi? Mungkin kita
akan keluar dari jalur, tersesat atau bahkan terjadi kecelakaan. Namun dengan bantuan cahaya
maka arah yang akan ditempuh lebih mudah tercapai. Di akhir kesempatan Ir Martono
juga membagikan ucapan Bill Gates yang menjadi mantra bagi beliau : “Bila kamu terlahir miskin, itu adalah
kesalahan orang tuamu. Namun bila kalian tetap hidup miskin, karena kesalahan
kita sendiri”.
Yaaa,
mantra tersebut sejurus seperti yang disampaikan Allah lewat surat Ar Ra’du
ayat 11. “Bahwa Allah tidak akan
mengubah nasib seseorang atau kaum kecuali dia merubah dirinya sendiri”. al ayaaah.
SubhanAllah.
Ir. Martono "menyebar virus" utuk adik- adik |
Sebelum memasuki sesi kedua, saya ibu rumah yang
mengaku blogger (hehehe) memacu
semangat anak dengan meminta salah seorang agar berani maju ke depan membacakan
sebuah puisi. Berulang kali saya mencoba mengulik mereka tetapi belum ada yang
berani. Sebagai pengungkit saya pancing bagi anak yang berani akan mendapat
hadiah! Akhirnya mbak Dea berani maju
dan membacakan puisi saya yang terhimpun dalam Antologi Puisi Peduli
Hutan dengan judul Bumiku beranomali.
Dea beraksi membaca puisi BUMI BERANOMALI |
Lumayanlaaah, meski harus dipaksa ada yang mau ngebaca puisi
saya hahahaha. Weeitsss.. tapi tunggu dulu. Saya ga bawa persiapan hadiah.
Pancingan itu spontan keluar dari mulut saya agar anak - anak berani maju. Wal
hasil saya ikhlaskan kalung batu dari Kalimantan yang baru saya pakai sekali saat
itu sebagai hadiah atas keberanian Dea maju membacakan puisi.. hehehe. Semoga
senang dan bermanfaat yaaa.
Hadiah dadakan untuk Dea karena membacakan puisi saya ☺ |
Memasuki
sesi kedua, Pak Sri Handoko SE MM mengawali dengan mengatakan bahwa HIDUP ini
berproses, tidak "mak benduduk” menjadi ada. Semua harus diimpikan. Tulis apa yang menjadi impian. Beliau
mencontohkan bahwa beliau ingin sekali menjadi dosen dengan syarat utama harus
S2. Wal hasil untuk mencapai mimpi tersebut beliau berupaya “MEMENUHI
PERSYARATAN” tersebut dengan mengambil kuliah S1 dan melanjutkan S2 di Unisula Semarang. Memang cukup terlambat saat
memulai perkulihan, tapi dengan semangat ingin menjadi dosen, beliau mampu
meraih nilai summa cumlaude dan
tertinggi di Unisula sampai detik ini belum ada yang mengalahkan. Satu menjadi
pematik semangat beliau adalah ayat pertama yang diturunkan pada Rasulullah di
gua Hira : “IQRA /BACALAH!!” .
Beliau selalu menambah wawasan dengan membaca karena yakin dengan membaca akan
menambah value atau nilai lebih
dibanding teman yang lain. Luar biasa yaaa.
Namun
disamping upaya yang keras beliau juga berpesan bahwa untuk mencapai mimpi
tersebut harus diiringi dengan doa dan berdoa jangan sembarangan namun
memintalah kepada ALLAH dengan sejujurnya, tekun dan fokus. Di sini menjadi
penguat bahwa sehebat apapun manusia, harus selalu mengingat bahwa masih ada
Allah tempat kita bergantung.
Sri Handoko SE MM tengah menyebar virus |
Sebelum
acara ini diakhiri, saya memberi kesempatan anak untuk bertanya kepada para
motivator. Namun sebelum mereka unjuk diri, saya rada nekat pengen pamer juga
kalau saya punya sedikit “keberanian”
dengan membaca puisi gubahan penyair
gaek Titi Roso Sarkoro berjudul Bahasa Ibu dari Antologi Progo 4.
Bersama mereka membuat hati bahagia |
Pada
kesempatan tanya jawab, awalnya tidak ada satupun yang berani acung jari. Setelah
saya pancing akan mendapat hadiah istimewa akhirnya Khaerul Anam kelas 9 F
memberanikan maju ke depan untuk bertanya. Saya memberikan aplaus kepadanya
karena Khaerul sudah berani maju ke depan dan menjadi juara karena mampu mengalahkan
diri sendiri. Dia bertanya tentang kiat - kiat
belajar kepada Ir Martono dan dijawab bahwa belajar itu tidak bisa
merubah seketika. Perlu perjuangan sehingga
kehidupan menjadi lebih baik. Ir Martono juga menjanjikan jam tangan kepada
Khaerul atas keberaniannya. Namun karena tidak ada persiapan sebelumnya beliau
berjanji akan mengirimkan untuknya setelah tiba di Bandung.
Kaerul Anam siswa 9 C bertanya pada Ir Martono |
Begitu juga jam
tangan dijanjikan kepada Abel, siswi kelas 9 C yang bertanya bagaimana caranya
agar dia bisa menjadi konsulat hukum di kedutaan. Heeeiii.. anak “ndeso” sudah
punya pikiran setinggi itu? hebaaat.. seumurmu saya baru bisa main petak umpet
lhoo. hahaha.
Abel, kelas 9F bertanya pada Ir Martono dan Sri Handoko SE MM |
Acara
ditutup dengan pemberian cindera mata berupa jam dinding yang disampaikan oleh
bapak Sri Handoko SE MM mewakili FIKT.
penyerahan kenag kenangan |
Setelah foto bersama, kami mohon pamit
dan menaruh harapan besar semoga secuil yang kami berikan hari itu didengarkan
dan lekat di otak dan hati minimal 5 siswa hingga kelak mampu membawa
perubahan besar untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Foto bersama |
salaam.
Komentar
Posting Komentar