Berkenalan Dengan ODHA Mengajariku Memaknai Hidup



Mengawali kisah di tahun 2020, saya berkesempatan mengenal lebih dekat seorang penyintas ODHA di Temanggung. Dia terpaksa hidup dengan HIV karena menjadi korban Perdagangan manusia di Malaysia. Saya tidak ingin bercerita tentang haru birunya perjalanan kisah hidupnya. Ibu manis berputra dua ini mempunyai panggilan kesayangan Memey. Saya bersyukur mengenal sosok yang sudah terkenal seantero jagat, karena keberanian dia membuka diri sebagai orang dengan AIDS. Kedekatan kami juga tanpa sengaja. Hanya karena pada suatu pagi yang cerah mbak Mey tengah sibuk mengkoordinasikan transportasi bagi teman - teman dengan HIV di Temanggung untuk mengikuti program pemeriksaan Viral Load (pemeriksaan jumlah virus HIV yang ada di tubuh penderita) ke RSP Kariadi Semarang dan karena keremponganlah bila sebelumnya saya hanya mengenal nama, sekarang bisa mengenal lebih dekat perempuan hebat dan Smile Plus Temanggungnya.

foto by mbakMey

Smile plus merupakan jaringan advokasi bagi orang dengan HIV yang didirikan Memey di Temanggung. Pengalaman mendapat pembekalan di Pontianak saat pertama kali divonis mengidap virus tersebut, sepak terjang mencari informasi tentang HIV dan didukung semangat juang untuk berbagi membuatnya bagai bintang kejora di tengah malam. Saat ini anggota Smile plus lebih kurang 50 anggota dan semuanya ditemukan,  diadvokasi dan didampingi oleh smile plus, sehingga orang dengan HIV mempunyai semangat hidup karena banyak teman yang mempunyai nasib sama dan berupaya meningkatkan kualitas hidup lebih baik. Minimal mereka bertanggungjawab dengan meminum obat rutin untuk kesehatan dirinya.
Salah satu langkah yang ditempuh dengan pemeriksaan viral load ini. BIla tidak ada program dari Pemerintah, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh penderita jutaan rupiah. Namun keuletan Memey mencari informasi, menjadi narahubung sekaligus koordinator menjadikan para anggota hanya mengeluarkan ongkos 20 Ribu rupiah saja. 

Anggota smile plus nbahu membahu mengisi berkas pemeriksaan di sekretariat

Mey juga mengupayakan transportasi dan makan siang gratis untuk teman2 yang akan melakukan pemeriksaan ke Semarang. Keren banget yaaaa.

Ga bisa bayangin deeeh, andai tanpa ada penggerak macam mbak Mey, berapa ongkos yang harus dikeluarin untuk menuju ibukota propinsi, pun masih dihujani pusing tujuh keliling kudu ngurusin administrasi yang lumayan ribet. Salut  mbak Mey, semoga selalu diberi kesehatan hingga mampu menjadi lentera yang menyinari di tengah kegelapan.

Dan tadi padi, saya hanya mampu mengiringi semangat para ODHA yang akan melakukan perjalanan ke RSP Kariadi Semarang dengan melangitkan sebait doa agar segala urusan dimudahkan dan kualitas hidup mereka meningkat



Foto bersama sebelum keberangkatan

Dari mereka saya belajar memaknai hidup, bahwa kita harus saling bergandeng tangan dan saling menguatkan untuk menaklukkan dunia.

Salaam takziim.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?