Si Renik Merajelela



Si mungil bergerak dalam sunyi. 
Makhluk renik terus menyebar dan bermutasi.
Tak peduli siapa yang dihadapi.
Nekat menyerang manusia  tanpa alibi.

Dia terus berkelindan.
Tampakkan jati diri tunjukkan keperkasaan.
Sekali berulah, manusia tak mampu melawan.
Seketika tubuh merenta tiada ampunan

Kehadirannya pada semesta menuai kisah.
Membuat dunia terperangah.
Terpumpun dalam pasrah.
Butuh kolaborasi untuk  satukan langkah

Kami, para insan hanya bisa diam.
Diam dan terus terdiam.
Bertemu pun tak lagi berjabat tangan.
Bukan karena enggan.

Cukup berkirim uluk salam.
Kami berupaya melawan serangan. 
Hanya dengan berdiam,
Mampu kalahkan si renik tak lagi berlaku kejam

Kau tahu, ini salah siapa?
Salah corona yang terus mencari mangsa?
TIDAK!!!!  Kita manusia telah hilang peka.
Si renik hanya berkelana .
Alunkan tasbih ikuti sabda alam sepenuh jiwa

Bersebab keserakahan manusia.
Tak lagi bersahabat pada alam semesta.
Dikeruk segala sumber daya alam tanpa dosa.
Kualitas lingkungan hidup di berbagai dunia merana.
Hingga keseimbangan ekologi terluka

Kini, selain berdiam.
Kita harus padu satukan langkah.
Kembalikan bumi pada marwah.
Buang jauh segala ego dan serakah.
Agar si renik virologi tak lagi berulah

Karena corona manusia petik pelajaran.
Sehebat apapun manusia, sekuat penguasa melawan.
Dalam sekejab mata mampu dilemahkan .
 Adalah DIA, Al Hafiizh sang Maha memelihara membuka lembaran


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?