Peran Perempuan Bagai Ratu (tak) Bermahkota, Tapi Ada Surga di Telapak Kaki

 

foto koleksi Memey

Hari Rabu sore tanggal 21 Desember 2022, telepon genggam saya  berdering. Saat melirik ke layar ternyata panggilan dari bu Lurah. Buru-buru saya angkat telepon takut ada hal yang mengharuskan saya mengambil keputusan penting (😆semoga yang membaca pada percaya ya!). Setelah menanyakan kabar beliau meminta saya mewakili mengikuti seminar peringatan hari Ibu hari Kamis, 22 Desember 2022 tingkat Kabupaten. Atas nama sebuah loyalitas warga untuk pimpinan dan lingkungan (ciee…), saya “iyakin” saja dong. Eh.. ternyata oh ternyata, di undangan tertulis agar mengenakan busana nasional.


Alamakjaaah, segera saya bongkar lemari dan mencoba beberapa kebaya koleksi. Bukan mau bergaya bijimanaaa gituuh, semata menyadari bahwa lemak telah bersatu padu, berkumpul pada masanya di titik-titik tertentu. 😆. Terbuktikaaan!!! Dari seluruh koleksi yang ada (kebaya cumak dua potong diaku koleksi! hiks😋), hanya ada satu kebaya yang bisa menyesuaikan tubuh ini beserta gelambir lemaknya.


Hari Kamis pagi setelah mematut-matutkan diri di cermin, dengan berkebaya saya mengendarai sepeda motor butut menuju Graha Bumi Phala, gedung megah tersebut berada di kantor Bupati Temanggung. Aduuh, deg-degan pun melanda!! Takutnya si satpam menghentikan laju motorku karena “macak Preman berkebaya” 😐. Alhamdulillah  awal yang bagus! Saya diberi jalan masuk menuju gedung.


Setelah mengisi daftar hadir dan mendapat sekotak cemilan, saya berasa menjadi tamu agung yang luar biasa karena disambut begitu banyak ibu cantik istri para pejabat berkebaya, berjejer rapi. Selidik punya selidik ternyata beliau semua tengah menunggu kedatangan para tamu VIP. 😆 “kecelik” yang membahagiakan yaaa!!

Di dalam ruangan besar tersebut, setelah celingukan mencari tempat duduk (akhirnya dapat duduk nylempit paling pojok belakang) saya mengedarkan pandang dan mata tertumbuk di layar. Peringatan hari Ibu ke 94 bertemakan Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya, saya langsung merinding disko. Sepertinya seminar akan menarik !!

 

Diawali dengan seremoni yang membosankan akhirnya masuk ke sesi yang ditunggu. Oh hiya disela seremoni, ketua panitia mengumumkan bahwa mbak Mey (Ketua ODHA dengan Smileplus) mendapat peringkat pertama pada Gender Champion Bidang Sosial Tingkat Propinsi. Waaah.. saya yang hanya mengenal mbak Mey aja ikutan berbangga. Apalagi mbak Mey yang terus berbicara di seluruh kesempatan, meminta ruang dan perhatian untuk komunitasnya, pasti menjadi amunisi Mbak Mey untuk terus berjuang.  Kereeen deh!

Mey, Bu Fuzna & makgoprak

    Dipandu seorang ibu berbobot bernama Ineu Raharjo, seminar oleh Ibu Fusna Marzukoh, SH (inspirator dan dosen UMM) terasa mengalir enak. 

Bu Fuzna & Ineu (moderator)

Ada beberapa materi yang beliau sampaikan langsung menghujam di hati. Pengen ngerti apa saja yang disampaikan beliau? Yuukkk cekcidot :


Pesan pertama dari bu Fuzna, bila ingin menjadi perempuan berdaya sebaiknya jangan hanya berkata namun lakukan, berusaha apa yg kita pikirkan, kemudian rasakan dan selaraskan dengan perbuatan. Yang penting adalah Mindfulness yaitu kondisi kita hadir secara utuh, menyediakan waktu tenaga dan pikiran secara penuh. Bukannya kita lagi berbicara ke anak, mulut nerocos tapi mata sibuk ke handphone dan disambi jawabin obrolan di sosial media. Gak asyik banget kaaan.😖


Mengapa kita harus hadir dan sadar secara penuh, jangan raga kita di tempat, namum pikiran kita melayang ke negeri entah. Atau malah kita sibuk bermain handphone saat seminar berlangsung?  Karena sejatinya pikiran manusia berada pada lintas ruang dan lintas waktu :


a.       Mengingat masa lalu seperti rasa sakit, luka, merasa menderita menjadikan trauma  mengisi 40 % pikiran kita.

 Perempuan merasa terluka karena tidak diperhatikan, tak dibantu, tidak menerima keadaan karena mendengarkan suara orang lain, ekspektasi terlalu tinggi dan menggantungkan harapan pada orang lain.

Naaah kalau hati lagi gak nyaman kayak gini, kita para perempuan ga perlulah merasa berkecil hati. Yakinlah tidak ada manusia diciptakan sia- sia. Dalam Alquran surat Al Imran disebutkan :

….Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran, 3 : 191)


b.      Cemas memikirkan masa depan menyumbang 40% pikiran kita.

Tidak akan bahagia bila masih memikirkan hal yang kita takkan tahu apa yang akan terjadi.  Seperti termaktub dalam al Quran Surat Al Luqman menerangkan :

…….dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti, apa yang akan diusahakan besok….. (QS Al Luqman, 31:34)

Tidak usah galau dengan keadaan tua kita besok, nasib anak kita kelak. Tidak usah membandingkan dengan yang lebih tinggi dari kita karena akan membuat kita menjadi minder dan tidak perlu membandingkan yang lebih rendah karena akan menimbulkan kesombongan.


c.       Memikirkan saat ini hanya 20 %  mengisi pikiran kita.

Tugas kita cukup membandingkan dengan diri kita dengan apa yang sudah dilakukan kemarin. Para Ibu adalah Ratu tak bermahkota tapi ada surga di telapak kaki. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh para Ibu.


Mari kita coba maksimalkan hari ini maka kita akan berdaya. Pecahkan rekor menjadi lebih baik dari hari kemarin sebesar 0,1% (saja) setiap hari secara istiqomah selama sebulan, dan rasakan bedanya.

Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk diri sendiri dan barang siapa mengerjakan perbuatan jahat , maka (dosanya) untuk dirinya sendiri, dan sekali kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba hambaNya… (QS Fussilat, 41:46)


Jadi mari kita fokus pada hal sederhana yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri kita, daripada berlelah hayati membandingkan dengan orang lain.


Bu Fuzna memberikan contoh, hal sederhana yang bisa dilakukan adalah bersedekah. Sedekah bisa berupa uang bila kita mampu, atau menyumbang tenaga yang kita bisa atau mendoakan orang lain (maka malaikat pun akan mendoakan kita juga), atau hanya memberikan sebuah senyum tulus maka akan membuat orang nyaman melihat kita.  Gampang yaa. 

Yaaah.. betul-betul mengena di hati, seminar peringatan Hari ibu di Temanggung kali ini. Ga rugi saya bela-belain berkebaya dan berangkat pagi ke Graha Bhumi Phala.😅


Yuuuk nasehat untuk diri saya sendiri. Berbuat baiklah selagi kita bisa. Salaam.

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?