Postingan

Cerita Perempuan Dalam Antologi (Puisi) Progo Tiga

Gambar
Bermula dari semangat penyair-penyair muda yang berserak di pelosok Temanggung, satu-persatu mereka berkumpul dan dihimpun oleh penyair senior Roso Titi Sarkoro dan Ariadi Rasidi dalam sebuah komunitas Keluarga Studi Sastra Tiga Gunung, hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015 bertempat di Pendopo Pengayoman yang megah telah meluncurkan sebuah Antologi Puisi berjudul Progo 3. Yang istimewa dari Antologi Puisi ini adalah memberikan wadah untuk mengembangkan diri bagi sembilan belas penulis perempuan di antara tigapuluh delapan penyair kawakan dan pemula yang terangkum dalam Antologi Puisi Progo 3 ini. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk kota kecil Temanggung melahirkan sebuah karya seni sastra dengan mengapresiasi perempuan untuk ikut berpartisipasi.   Membaca dari berbagai literatur, karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa d

Menyentuh Asa di Gerakan Bagi Takjil (GBT) 2015

Gambar
#Menjaring  Rp. 10 Juta via Media Sosial   Berawal dari obrolan ringan di pertengahan Ramadan tahun lalu dengan seorang teman sepermainan ( dimana ada dia selalu ada aku hehehe)   membayangkan alangkah elok bila kita bisa melakukan sesuatu untuk mengisi bulan yang penuh pancaran rahmat. Tercetuslah ide untuk berbagi takjil bagi musyafir. Setelah nembak sana sini baik via facebook maupun sms terkumpul uang kurang lebih duajuta lebih dan Alhamdulillah meskipun hanya beberapa hari dan hanya berbagi di beberapa masjid atau mushola, GERAKAN BERBAGI TAKJIL (GBT) dapat terselenggara. Terinspirasi dari gerakan dadakan tahun lalu itulah, maka untuk menyambut Ramadan kali ini, kami lebih mempersiapkan diri. Dua minggu menjelang Ramadan kami berusaha menggugah hati dengan bermodal menulis status di Facebook dan share status tersebut via sms maupun whats up. Dengan ucapan Bismillah kami memulai GERAKAN BAGI TAKJIL ini. Di media sosial dengan segala hiruk pikuknya ini, kami merasakan be

(Fiksi) Harusnya Aku Melewatkanmu

Harusnya ku telah melewatkanmu Menghapuskanmu dari dalam benakku Namun ternyata sulit bagiku Merelakanmu pergi dari hatiku [Adera – Melewatkanmu] Samar kudengar lagu itu tanpa terhenti. Selesai di syair terakhir kembali Adera mengusik dengan lagu Melewatkanmu . Aku lirik pak sopir travel yang masih muda berusia sekitar 32 tahun mengangguk-anggukkan kepala dan sekali ikut bersenandung. Keren juga sopir travel ini, biasanya sopir menyetel lagu dangdut atau campursari paling keren lagunya Wali atau ST12. Tapi si sopir memutar lagu Adera. Mellow, mendayu. Sepanjang perjalananku dari Yogyakarta menuju kota kecilku di lereng Sumbing Sindoro menjadi jengah. Hatiku tertusuk oleh Adera. Untuk mengusir rasa yang teraduk aku mencoba pejamkan mata. Tiba-tiba tilulit tilulit tilulit.. handphoneku bergetar. ada sms masuk. Duh, dia lagi dia lagi. Dia yang harus kulewatkan, kembali menyapaku “ Semangat pagi.” Kututup handphone, berusaha abai dengan sms barusan. Kembali