Lazuardi Harapan anak SD Pinggiran di Kandangan Temanggung #KI2




Hari Senin tanggal 25 April 2016 merupakan hari keramat bagi Kelas Inspirasi Temanggung  #2. Hari dimana seluruh ide dan persiapan tumpah ruah dalam 8 kelompok yang di pusatkan di Kecamatan Kandangan.  Kebetulan aku masuk  kelompok 2 dan “sesuai amal perbuatannya” mendapat sekolah yang mudah terjangkau. Bertempat di SDN Kandangan kurang lebih 8 km dari kota Temanggung.
Oh hiya Kelas Inspirasi pertama kali di gagas oleh Anis Baswedan empat tahun yang lalu. Sebuah pergerakan yang bertujuan untuk menginspirasi murid SD dengan cara mengundang professional untuk menjadi penginspirasi dengan cara berbagi cerita tentang profesi mereka.  Dengan kehadiran para inspirator membuat anak didik termotivasi untuk meraih cita - cita lebih tinggi dan memberikan gambaran tentang profesi lain yang menjanjikan selain dokter, guru dan TNI serta memberikan mereka satu alasan lagi untuk tetap melanjutkan sekolah.

Kelompok II Kelas Inspirasi Temanggung #2  beranggotakan 3 orang fasilitator mas Toni, mbak Icha dan mbak Yuyun, mbak Anggi cadangan dokumenter, mas Talifun videografer dan 8 inspirator dari beragam profesi.  Mas Angga sarjana Kimia berprofesi sebagai florist, mbak Dyah crafter, Anisa analis laboratorium dari Semarang, Maya ahli Keuangan dari Boyolali, bu Sukini dosen dari Semarang, bu Tasning pustakawan dan diriku seorang ibu rumah tangga yang sekedar pamer pernah nulis beberapa artikel. Sebenarnya diriku terjun bebas di Kelas Inspirasi juga suatu keberuntungan belaka. Berawal dari pendaftaran online di awal Maret dan pada tanggal 22 Maret pengumuman lolos tidaknya bergabung di Kelas Inspirasi. Suatu kendilalahan beberapa kali pertemuan pendahuluan  aku tidak pernah bisa bergabung karena bentrok dengan kegiatan lain seperti kegiatan Ngobrol dengan MPR di Eastparc  (...artikel)  maupun pertemuan dengan para peneliti dari UGM (...artikel). aku pasrah dan terima mateng aja semua keputusan hasil pertemuan pendahuluan. Rencana kegiatan KI akan dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 25 April. Setelah ngelirik kalender ternyata pada hari tersebut sudah ada lingkaran merah, itu menandakan udah ada kegiatan lain menantiku (cielaaahhh..sok sibuk bener!!!). Walhasil  dengan berat hati aku mundur dari KI.

Namun “kata bapak sayaaah” semua berdasar amal perbuatan, ternyata Allah masih sayang padaku. Hari Jumat atau 3 hari menjelang hari inspirasi mendadak dangdut kegiatan hari Senin diundur menjadi tanggal 28 April. Gak pakai nunggu lama, seketika itu juga aku langsung menelpon mas Toni, koordinator Fasililator kelompok II untuk ikut bergabung kembali dan diterima dengan tangan terbuka. Akhirnya aku dimasukkan kembali ke grup WA yang sempat kutinggalkan karena malu pada hari H tidak bisa berkontribusi. Dengan bergabungnya diriku, otomatis terjadi perubahan jadwal. Lhaaa.. di grup sempat “memanas” saat seorang inspirator merasa terganggu dengan perubahan jadwal karena kehadiranku. Aku sempat melontarkan, bila kehadiranku mengganggu gerak langkah inspirator lain, aku siap mundur (kembali) dan akan bergabung dengan KI yang akan datang. Ealahh... baruuuu aja terkirim, mendadak inspirator itu membalas dan mengatakan ; “ Mbak Ida jangan maju mundur kayak gitu dong!!”
Lhaaa... dari pada kehadiranku mengganggu mending aku maju mundur cantik ala Syahrini kan. Belum sempat mencerna ucapan beliau, tetiba masuk 3 jaringan pribadi dari fasilitator dan inspirator lain dengan mengatakan abaikan aja omongan tersebut, dari beberapa kali pertemuan“beliau” emang rada susah diajak bekerjasama. Waaahhh merasa mendapat angin segar aku memantapkan hati tetap maju (tak) mundur cantik lagi.
Di hari H pelaksanaan ternyata terjadi perubahan jadwal kembali karena 2 inspirator tidak bisa bergabung. Mbak Rista seorang dosen perawat mundur karena harus menunggui ayahnya operasi, sedangkan mbak Arum ketinggalan pesawat di Halim. Dari jadwal semula setiap inspirator mengisi tiga sampai empat kelas namun dengan tidak hadirnya 2 inspirator mau tidak mau 6 inspirator tersisa mengisi penuh seluruh jadwal pelajaran. Alamakjaaahhhh...
Pada hari inspirasi tersebut, kegiatan diawali dengan mengikuti upacara bendera dan sedikit pengarahan dari fasilitator. 






Mengikuti upacaara bendera, mengingatkan diriku saat berjuang menuntut ilmu dari SD hingga SMA setiap Senin Harus mengikuti upacara bendera. bertugas sebagai dirigen, pengibar bendera, pembaca UUD 45, pembaca doa maupun ajudan yang membawakan teks Pancasila sudah pernah kulakukan, Hanya saat kuliah upacara dilaksanakan pada saat penerimaan mahasiswa baru saja.
Sesuai jadwal jam 8 teeet aku masuk ke kelas VI memperkenalkan profesi sebagai “PENULIS” ...uhuuukkkkkk....dan beberapa keuntungan yang diperoleh dari seorang penulis dengan bisa keliling Indonesia dan dunia, (sepenggal perjalannan di Papua dan Iri melihat dude Herlino), namanya harum terukir sepanjang masa seperti tulisan surat RA Kartini “Habis Gelap terbitlah Terang”  hingga yang paling mengusik emosi gegara menulis, diliput dan masuk koran!!! (uhuuuy...)

Di dalam kelas, setelah “pamer” kekuatan tentang seorang penulis kucoba menumbuhkan semangat membaca pada mereka karena untuk bisa menulis bagus harus mempunyai  wawasan luas dengan sering membaca.  Tulisan atau artikel bagus adalah tulisan yang dibuat dengan fakta sesungguhnya, dan tulisan dibuat dengan KEJUJURAN. Jadi mereka tak boleh lupa harus selalu jujur dalam setiap kesempatan dan profesi apapun. Selain itu sekadar mengingatkan mereka bahwa cita cita apapun yang ingin diraih harus selalu disertai doa kepada Allah karena Dialah Maha Pemberi segala sesuatu.
Nampaknya uraianku dengan gaya kocak mampu menumbuhkan motivasi bagi mereka untuk mencapai cita citanya. Terbukti saat kuminta mereka menuliskan cita – cita pada selembar kertas warna warni yang kubagikan, ada salah seorang anak yang menuliskan cita cita sebagai PENULIS dan 5 anak ingin keliling dunia seperti yang kuceritakan diawal. Bahagiaaa rasanya “ocehanku” lekat di benak anak.

Setelah masuk di kelas enam, berurutan diriku masuk ke kelas satu, dua, tiga dan empat. Di kelas tiga, saat aku bercerita panjang dan kuminta anak anak menulis cita - cita atau keinginan mereka, sebagian besar menulis menjadi dokter, guru dan tentara.

Kulihat satu anak tiduran tak bersemangat, kudekati dan kuelus punggung dan kepalanya, yaaa... cakeeeep banget, Cuma sayang, muka dan tangannya kotor penuh noda tinta. Temannya berteriak, dia ga bisa nulis buuu. Mata batinku menangis! Dia hanya bisa menulis namanya. Saat kutanya senengnya main apa? Dia menjawab mancing mania bu, sambil nyengir gituuuu ... 




Andai anak ini mempunyai kesempatan di sekolah inklusi  mungkin si Purwanto akan memperoleh kemajuan dan lebih mandiri. Dari pertremuanku dengan si ganteng Purwanto timbul rasa hormatku pada Bapak Ibu guru yang setiap hari harus berjuang membimbing dan mengarahkan anak didik. Betapa berat perjuangan beliau dalam tugas mencerdaskan anak bangsa, masih dibumbui tugas lain seperti keuangan dan tugas kurikulum yang bikin mual. Hihihi.

Hanya setengah jam saja bersama anak didik, aku udah bisa memotret mana tipe anak yang bertanggungjawab,  anak “bengal” atau anak tong kosong nyaring bunyinya (kayak diriku. Qiqiqiqi). Tapi yang pasti  para guru harus dibekali ilmu kejiwaan sehingga mereka mampu mengarahkan anak didik dengan baik dan benar.  Di jam terakhir, setiap siswa mendapat tugas menuliskan cita cita dan harapan mereka di selembar kertas warna warni, untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabungan cita cita.


Saluuut buat para pejuang pendidikan! Bersama mereka sangaaaat melelahkan. Bukan lelah dalam berbagi inspirasi. Melihat wajah ceria anak didik membuatku sangat bersemangat. Namun lelah karena separuh hariku harus bersepatu tinggi, dan saat itu  berasa kangeeeeen banget dengan sendal jepit kesayangan. Hiks
Lelahku terobati dengan keceriaan mereka saat flashmob di akhir acara. Kami menari dan diakhiri dengan foto bersama. Saat kami pulang.. beberapa anak memanggilku dan melambaikan tangan. Tetiba  mas Nafi dan mas Ardi kelas 3 menghampiriku dan meminta tanda tanganku. Hadeewww... berasa artis dah!!!! Segera kukeluarkan beberapa buku saku bergambar tentang 25 kisah nabi, bahan inspirasiku tadi pagi, kutandatangani, kutulis untaian kata ‘”Semangat membaca dan dunia ada dalam genggamanmu” untuk mereka.

Akhir dari seluruh kegiatan Kelas Inspirasi Temanggung #2 ditutup dengan makan siang dan refleksi kegiatan di Omah Yudi Kandangan. Di sana bertemu dengan seluruh fasilitator, inspirator,dokumentar dan videografer.

Mudah - mudahan langkah kecil kami menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa dalam menggapai masa depan yang lebih baik. Aamiin.
Salaam Inspirasi. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?