(Artikel)... Luruskan Niat
Hari ini Senin adalah dua hari terakhir di penghujung bulan Februari 2017. Hari
yang menguak takbir, bahwa diriku genap enam bulan tidak pernah mengotak atik
kata menjadi sebuah cerita. Sesekali menulis hanya di status media sosial yang
gak begitu penting penting amat sehingga tidak ada satu teman pun yang mengomentari
statusku☺. Semua itu terjadi berawal dari kusak kusuk di jagad
maya, tentang kehebohan pemilihan kepala daerah di berbagai wilayah di
Indonesia.
Pilkada adalah
sebuah rutinitas, pesta lima tahunan dimana rakyat diikutkan “berpesta” untuk
memilih seorang pemimpin di Propinsi ataupun di kabupaten/Kota. Namun enam
bulan terakhir, pilkada di DKI menjadi sebuah fenomena, di mana perebutan
“kekuasaan” dan “pengaruh” sangat kental nuansa peperangan dari tiga kubu.
Banyak orang bilang Pilkada rasa Pilpres. Seolah ada “kekuatan” yang ingin
mendulang di air keruh. Banyak buzzer yang begitu mudah menghembuskan fitnah
untuk mendukung pasangan yang dibelanya. Tak peduli benar atau salah, sang
buzzer akan “berjuang” mati matian untuk membelanya pun sebaliknya, Mereka tak
ragu untuk “membantai” pilihan lawan dengan berita buruk, bahkan menjurus ke
fitnah. “Serangan” tersebut bertubi-tubi menghiasi media sosial, tanpa bisa
kita menyaring dan memilihnya. Para buzzer sepertinya sudah kecanduan, caci
maki dan hinaan tak pernah lepas dari mereka. Mungkin mereka merasa pusing bila
sehariii aja ga memuja pilihannya seperti dewa, atau menghina sekuat tenaga
pada pasangan yang tidak didukung .
Dan sumpaaah.. sekedar melihatnya sudah sangat melelahkan. Tidak ada
keuntungan yang diperoleh selain terpilihnya seorang Gubernur dan wakilnya. Toh
pada akhirnya siapapun yang terpilih tetap dilantik menjadi pemimpin dan para
buzzer hanya mendapat capeknya doang. Entahlah untuk para buzzer “profesional”
yang pinter mendulang di air keruh seperti yang aku sebutkan. Mereka sengaja
memperkeruh suasana asal ada keuntungan maksimal untuknya.
Lhooo kok malah larinya ke situ sih? Lalu apa hubungannya
dengan mandegnya menulisku? Iniii niih.. contoh seorang “profesional” yang
mahir memutar balik fakta ☺. Untuk menghasilkan sebuah karya, seharusnya tidak
perlu terpengaruh dengan situasi yang terjadi, entah tengah berperang, entah
tengah merayu, entah sedang tak punya uang, seorang penulis atau penyair tetep
akan bisa menghasilkan sebuah karya. Lhaa inii... selama enam bulan tidak ada
karya yang ditampilkan, kok malah menyalahkan pihak lain, menyalahkan pilkada. Payaah ahh..
Jadi, begini sodara.. kenapa selama hampir setengah tahun
ga pernah nulis, itu gegara yang tersebar di sosmed akhir - akhir ini berita
“buruk” dan cenderung fitnah. Bagi diriku yang masih belajar menulis dengan
kemampuan terbatas sangat berpengaruh. Selain mood, ternyata kondisi buruk di sosmed sangat meng_influens, menyebarkan virus yang membuatku
gampang tersulut emosi. Nahh.. daripada nanti yang keluar artikel yang tidak
bisa dipertanggungjawabkan, hanya sekedar mengikuti “hawa nafsu” setan, jadi
mending diriku meredamnya dengan mengendapkan apa yang ada di benakku dahulu.
Naahh... sepertinya sekarang udah rada anteng, ga berisik
kayak kemaren, jadi pengen ngutak atik aksara lagi . Etapii... meski suasana
udah kondusif dan ayem tentrem, kok masih belum keluar ide yang brilian ya. Kudu membangun
suasana kayak gimana lagi supaya bisa menelurkan artikel indah. Duh.. puyeng
lagiii.
Daripada tulisan “perdana“ ini dihapus, mending aku
meluruskan niat kembali belajar menulis dengan harapan ada sedikit hikmah yang
bisa dipetik. Aku hanya ingin bercerita kemaren baca buku rada tebel (dikit)
dan menemukan sebuah tulisan yang layak untuk direnungkan . Cieee... sok
penting niih.
Dari Imam Ahmad
bin Hambal, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah dengan Rahman dan Rahiim-nya,
akan membalas semua perilaku manusia tergantung dari NIAT-nya. dengan pahala. Menurut KBBI, pahala merupakan ganjaran Tuhan atas perbuatan baik manusia atau buah dari perbuatan baik. Jadi apabila :
- Seseorang berniat BAIK namun BATAL dikerjakan, maka Allah akan memberikan padanya SATU pahala,
- Seseorang berniat KEBAIKAN dan DIKERJAKAN maka Allah akan membalas 10 sampai dengan 700 pahala.
- Berniat BURUK namun BATAL dikerjakan, maka manusia akan mendapat balasan dari Allah SATU pahala.
- Berniat BURUK dan DIKERJAKAN, Manusia diganjar hanya mendapat balasan SATU KEBURUKAN.
Salaam.
Lereng SuSi, 13.45. 27 Februari 2017
Lereng SuSi, 13.45. 27 Februari 2017
Komentar
Posting Komentar