Gegara Kucing, Hatiku Meleleh

kucing rescue yang dipelihara kel Sinto


 Saya bingung pengen cerita tapi mulai dari mana.

Jadi gini 😉

Kemaren di tengah kesibukanku (ciee.. sok sibuk niih), saya dipanggil teman dan mendapat perintah untuk mengantar seekor kucing sakit ke klinik. Sudah beberapa hari kucing ini  mengeong  di halaman depan tanpa tahu siapa pemiliknya. Oleh beberapa teman yang penyayang kucing dia dibuatkan tempat dari kardus dan disediakan makan. Tapi sepertinya si kucing kesakitan dan tidak pernah beranjak dari tempat.

Teman saya sudah berkomunikasi dengan bu Sinto, seorang pecinta kucing. Bertempat di desa Putat Kec Bulu, Bu Sinto ( seorang pengusaha sukses di bidang pertanian), mewakafkan sebagian waktu dan hartanya untuk merawat ratusan kucing liar ataupun kucing jalanan  yang ditemuinya. 

Sebenarnya saya menolak perintah tersebut. Mending di suruh cabutin rumput di lapangan sepak bola ketimbang ngurusin kucing. Bukannya saya pembenci kucing yaa.. tapi ada trauma masa silam yang membuat saya enggan berdekatan dengan kucing. Saat masih kecil saya pernah dicakar sampai berdarah (karena megangin buntutnya. Hiks). Setelah mencakar si kucing itu menatapku. Saya balas menatapnya dan si pus tidak takut, justru semakin tajam memandangku. Dan saya kalaaah. Ku menangisssss karena kurasakan mata si pus semakin lama semakin tajam melotot dan menyala!!! . Sejak itulah saya takut berdekatan dengan kucing.

Dengan berat hati saya mengajak teman lain untuk mengurus kucing tersebut. Tugas saya hanya mengantar sampai ke klinik . Selesai!!!

Begitu sampai klinik saya langsung diterima petugas dan saya bilang hanya mengantar kucing tersebut atas nama bu SInto. Oh hiya , bu SInto ini pelanggan setia klinik Asisi. Setiap menemukan kucing jalanan terluka maka langsung dirawat di klinik tersebut.

Eit.. tapi mas dokter hewan ganteng, Dokter Tohir mengajak saya untuk masuk ke ruang pemeriksaan sembari bilang diisi dulu data “pasien”. Terpaksa yang kedua kali dahh, demi kucing tersebut saya masuk ke ruangan sembari menulis namanya si “Mpus”, kulihat si kucing di bopong untuk ditimbang dan direbahkan di  meja periksa.

si kucing tengah di timbang

  Sekilas saya cerita kronologi si kucing sampai akhirnya dibawa ke klinik. Ketika kaki kiri si kucing di pegang, mendadak si kucing menangis tersedu ehh.. mengeong keras sembari matanya menatapku.


 Ya Tuhaaan saat bertatap mata itulah kutemukan tatapan sendu.  Saya merasa tengah mengantar seorang bayi yang meminta pertolongan.  Akhirnya kuberanikan diri maju ke meja pasien dan kulihat mata kucing itu terus menatapku. Hue hue hue mendadak air mataku tumpah tak keruan. Melunturkan maskara yang baru pertama kali kucoba. Jadilah mataku item kayak vampire. Hihihi.

tatapan memelas kucing yang membuat hatiku meleleh

Selesai pemeriksaan awal, dokter Tohir bilang bila kucing tersebut sudah disuntik penghilang rasa sakit dan akan dirotgen.  Si kucing segera dibawa ke ruang lain. Adduuuuuhh. Bayangin di ruang pemeriksaan aja udah bikin saya merinding kok tetiba dari dalam ruangan terdengar suara mengeram dan mengeong keraaas sekali. Dokter Tohir kemudian keluar dan bilang belum bisa melakukan rotgen karena si kucing kesakitan. Jadi akan dibius dulu. Dan seandainya ada patah tulang maka harus operasi dan akan dirujuk ke klinik di Yogya atau Magelang. Hasil rotgen menunjukkan bahwa pahakiri memang patah.

hasil rotgen

Alamakjaaak, hatiku runtuh. Kembali saya menangis tersedu. Menangisi hal yang saya sendiri tidak mengerti.  Mungkin dokter Tohir dalam hatinya tertawa melihat saya menangis tersedu - sedu. (been wae..lah). Akhirnya saya hanya kontak bu Sinto yang budiman dan memasrahkan urusan perkucingan tersebut padanya. Sialnya, bu Sinto malah ngetawain saya. Untungnya beliau teman SMP, jadi saya bisa membalas dengan marah - marah ke beliau karena udah membuat saya kalah kedua kali dengan si kucing. Hehehe

Kabar terakhir,  si Mpus dirujuk ke Klinik dokter Har Magelang dan rencana hari Selasa akan dilakukan tindakan operasi. 

dikirim ke klinik di Magelang

Takziimku untuk bu Sinto,  karena cintanya pada makhluk Allah, tak pernah menghitung berapa uang yang harus dikeluarkan untuk merawat kucing kucing tersebut. Bahkan di rumah beliau juga menggaji 2 karyawan untuk merawat kucing tersebut. Setelah si empus tertangani, konon beliau merescue 7 kucing dari kabupaten Wonosobo

beberapa kucing yang dirawat bu Sinto dengan penuh cinta.

kucing liar yang dipelihara kel Sinto

Mpus ini kata bu SInto sakit syaraf dan susah berjalan.

Naaah Mpus satu ini bikin saya cemburu. Sejak dulu setiap saya ultah belum pernah tiup lilin di kue ultah. kesian yaaa.. hehehe Naah, si Jenny malah dipesenin kue tart dan diperingati ultahnya oleh keluarga bu Sinto. Duuuh sakitnya oh sakitnyaaaaa

Jenny ultah

Barakallahu bu Dartien Dyah Eko Sintowati alias Dempuk (panggilan kesayanagn di grup karena bude empuk alias dempuk hihihi) bersama pak Wogo, Mbak Viera dan mbak Vanda

keluarga bu Sinto

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa yang menguar

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor