Sepak Bola Penebar Cinta

Gambar diambil dari Okezone

Saya bukan penggemar sepak bola dan tidak mengenal para pemain top yang merumput di dunia. Awal menikah saya sering “berantem” dengan suami gegara dia hobi melihat pertandingan bola dan teriak gak keruan setiap menontonnya. Padahal hari biasa suami cenderung pendiam dan saya yang hobi teriak. hihihi. Pernah sesekali disuruh menemani suami biar saya bisa turut mencintai bola. Namun, bukannya membuat suami bahagia bisa menularkan hobinya, justru menjadi “marah”. Penyebabnya sangaaat sepele, karena belum ada 5 menit setelah menyiapkan cemilan dan kopi, suami ngajak ngobrol kok tidak ada respon. Setelah menengok ternyata saya udah ngorok di sofa. hehehe. Sejak saat itu hatiku tak mampu… eh.. sejak saat itu saya tidak diwajibkan menemani suami nonton bola lagi. Yaaa saya merasa menjadi “istri gagal” karena tidak bisa masuk ke hobi suami meskipun hanya sekedar menemani menonton. 

Setelah melihat wawancara seseorang dengan Prof BJ Habibie yang jenius, saya merasa menjadi seorang PEMENANG dan bukan pecundang. Karena Habibie bilang bahwa beliau tidak begitu atensi ke sepak bola. Bahkan terkadang geli melihat satu bola kok diperebutkan banyak orang. “Sudahlah, masing - masing orang dikasih satu bola untuk bermain dan ditendang. Kan beres”. Ujar beliau sembari tertawa lebar. Habibie menceritakan kedekatannya dengan sepak bola semata olahraga kecintaan sang ayah, Alwi Abdul Jalil Habibie.

 "Yang saya ingat pasti saat ayah saya dulu main bola. Kalau sudah urusan sepak bola, aduh ampun deh. Luar biasa semangatnya. Dulu ayah saya pesepakbola di Bogor. Hanya itu yang saya ingat," ujar Habibie ketika itu. (CNN Indonesia)

Ternyata seorang Habibie yang cerdas dengan lugas mengatakan apa adanya tentang bola. Jadi saya merasa di atas awan karena mempunyai “persepsi” sama dengan Habibie. Hehehe. Tapi beliau juga pernah mengatakan kesamaan bola dan insinyur pada keponakannya bahwa “Persamaan sepak bola dan insinyur adalah membuat keputusan tepat dalam waktu yang cepat”. (https://www.inews.id/). 

Tapi rasa ini mulai berubah ketika beberapa hari di waktu sahur sebuah TV swasta menayangkan Liga champion. Suami bilang saat saya duduk menemaninya sembari mantengin handphone bila si Karim Benzema ini nyempilin waktu untuk berbuka puasa saat tanding. “Dia juga udah umrah lhooo”, : kata suami manasin hati saya. Saat itu juga saya iseng melihat laman bola dan membaca berita tentang top scorer di Liga Champions 2021-2022 dengan koleksi 14 gol ini. Saya auto mencari berita lain tentang pemain bola muslim di dunia. Ternyata banyaaak juga yaa yang merumput di Eropa. Bukan bermaksud sara!! Saya mulai (agak) mencintai dan membicarakan bola karena semata agama. Karena “kelakuan” mereka telah mengubah pandangan orang Eropa tentang Islam membuat saya turut bergegap gempita. Muslim di Eropa dulu dicibir dan dibully, sejak mereka menunjukkan tingkah laku yang sopan dan beradab membuat penduduk Eropa mulai mengurangi intimidasi terhadap warga muslim. Bahkan survey membuktikan sejak Mo Salah merumput di Liverpool dan mampu mencetak gol berulang, kejahatan dan intimidasi terhadap muslim di Eropa menurun hingga 18,9 % di Inggris. Keren yaaaa.
gambar diambil dari Okezone 

Wooow.... disinilah saya tergerak menulis tentang bola karena ada pemain dunia telah menorehkan sejarah MENJADI AGEN MUSLIM yang baik. Rajin dan taat beribadah di tingkah perilaku sopan telah membuka mata dunia bahwa sesungguhnya Islam adalah agama cinta damai. Perilaku baik mereka karena menghayati Islam secara sempurna, mampu mengikis islamphobia di benak orang Eropa. Awalnya Eropa dicekoki berita buruk tentang Islam, seperti kasus WTC, Osamah bin Laden dan kroninya yang tidak mencerminkan tingkah laku muslim sejati menjadi pematik kebencian terhadap islam. 

Selama ini berita tentang pemain bola dan Wag’s hanya tentang hura hura, mabuk, selingkuh dan lainnya. Beruntunglah tanpa harus dengan kekerasan, para pemain bola muslim menjadi menyeimbang berita hanya dengan menunjukkan sikap perilaku muslim. Mereka menyampaikan visi bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin. Islam agama cinta damai dan membenci kekerasan. Terima kasih saya ucapkan pada Zinadine Zidane, Kariim Benzema (Real Madrid), Riyad Mahrez ( Manchester City), Franck Ribery (Salernitana Liga Italia), menjadi mualaf pada tahun 2002 setelah menjalani pernikahannya dengan istrinya Wahida, wanita asli keturunan dari Aljazair. Paul Pogba lahir dari keluarga muslim taat memamerkan perilaku selalu berdoa sebelum bertanding, dan si fenomenal Mo Salah (Liverpool) berselebrasi dengan doa sebelum bertanding dan sujud setelah berhasil menjebol gawang lawan. 

Ternyata, Tidak hanya pemain bola saja yang menjadi agen muslim baik di Eropa. Para pemain basket dunia pun turut andil membumikan Islam dan mengikis sedikit demi sedikit islamphobia dengan cara mereka. Diawali dengan Kyrie Irving, Enes Kanter (Boston Celtics) dan Jusuf Nurkic (Portland Trail Blazers) serta semua pemain basket muslim lainnya, karena anda semua sudah menjadi agen muslim yang baik di kancah internasional. Dengan bangga saya mengatakan bahagia menjadi saudara para pemain bola dan pemain basket top dunia ini. Karena Rasulullah mengatakan bahwa setiap muslim adalah saudara. 😀... Jadi boleeeh dong saya ngaku saudara mereka 😆 Salaam Takziim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?