Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?
foto diambil dari istockfoto |
Siang terik di Selasa 12 September 2023, setelah sholat dhuhur saya ngintip handphone yang ketinggalan di meja. Ada dua panggilan tak terjawab dari seseibu (orang penting lah). Segera saya kontak balik dan di ujung telepon beliau ngajak keluar. Wohohoho… saya sebagai orang tipe taat aturan (ehm..)😆 ga berani mengiyakan ajakannya. Saya minta beliau untuk memintakan izin kepada bos tempat saya mengabdi sebagai TEHNISI alias pembuat teh manis 😛.
Setelah izin di tangan, segera
saya bebenah dan meluncur ke titik kumpul. Sepanjang perjalanan banyak sekali cerita menguar menjadikan perjalanan
tidak membosankan. Saya menimpali ketika memahami apa yang tengah dibicarakan,
tapi diam aja manakala memang tidak mengerti.
Di sepanjang perjalanan kemarin
ada beberapa hikmah yang bisa saya petik dari beberapa obrolan ringan. Di awali
dengan cerita kebersamaan kami dulu.. terasa indah!! Dari segala cerita keindahan
tersebut otak saya berputar dengan cepat, apa yang kami bicarakan itu sudah
sekian tahun lampau, bahkan belasan tahun lampau!! Terlalu jauh ke belakang dan
beda masa! Kisah tersebut tidak bisa
dikembalikan ke masa kini selain hanya diikat oleh rasa kebersamaan. Bila rasa sudah
tidak terhubung satu sama lain maka keindahan tersebut juga pupus tak bernilai.
Selagi otak lemot ini lagi mau
diajak mikir rada berat, tetiba handphone
di genggaman bergetar. Ada beberapa pesan masuk, tapi mata saya tertumbuk pada
pesan seseorang dengan obrolan pendek tapi banyak banget. Paling atas kutemukan
tulisan memanggilku panjang, “mba
Idaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”. Selanjutnya dia mengabarkan bila si Fatih buah
hatinya baru saja berpulang pada kekasihnya. Si anak istimewa itu setelah berjuang selama hampir 8 tahun kurang satu bulan sekarang sudah asyik
bermain di taman firdaus tanpa harus menggunakan alat bantu dan tengah menanti
kehadiran ayah, bunda dan adik kesayangannya di pintu SurgaNYA.
Ya Salaam... Siang kemarin di waktu
bersamaan hati saya diporakporandakan. Pertama hati saya terhibur atas cerita
indah kebersamaan di masa lalu bersama mbakyu - mbakyu kesayangan. Sebelum bertemu beliau berdua, jujur saya
sempat menyimpan kegundahan. Gundah atas keadaan yang sama sekali di luar
jangkauan awam seperti saya.
Bertanya dalam hati
Tentang sebuah ingin
Bergolak tiada henti
Merasa tersisih ke tepi
Mencari musabab ilhami
Mengapa ini terus terjadi
Tertumbuk pada lembar suci
Al Isra 18 -21 jawaban pasti.
Sedihku telah tersapu oleh surat Al isra ayat 18 -21. Allah akan berikan yang terbaik untuk hambaNYa. Gundahku terjawab siang ini dengan kepergianku bersama mereka. Allah tidak akan membebani umatNya melampaui kesanggupannya.
Belum juga berganti jam saat
hatiku kembali mekar, Allah tundukkan hati untuk mengingatNya lewat si Fatih.
Terimakasih atas kesempatan
kemarin ya Allah. Baru saya sadari bahwa yang
paling jauh dari manusia adalah sebuah masa lalu. Apa yang kemarin siang riuh
diceritakan sepanjang perjalanan ternyata sudah berlalu lamaaaa sekali, tidak
bisa diulang kembali hanya sebagai nostalgia. Atau bagi insan yang sedang belajar
hidup maka dapat mengambil pelajaran
dari apa yang telah dijalani kemarin untuk melangkah menjadi lebih baik.
Dan percakapan whats app dengan
teman satu grup keluarga besar alumni
menwa Undip tentang si istimewa Fatih mengingatkan bahwa yang paling dekat dengan manusia adalah sebuah kematian. Saya
secara fisik belum pernah bertemu dik Dian dan Fatih. Namun di grup kami
layaknya saudara dekat karena saling berinteraksi. Dari kelahirannya, diagnosis
celebral palsy, perjuangan Dian dan keluarga merawat Fatih dengan penuh kasih
sayang hingga Allah meminta kembali kemarin siang, agar Fatih dapat bermain
riang bersama teman - temannya di FirdausNYA.
Kullu nafsin dzaa iqatull maut.
Setiap yang berjiwa akan mati. Jadi marilah kita bertanya pada hati/ qalbu kita, apa
yang sudah kita persiapkan saat izrail menjalankan perintah Allah untuk mengambil
nyawa kita sewaktu - waktu? Astagfirullah
Halo
BalasHapusHalooo juga..terima kasih udah singgah
HapusTerima kasih banyak, mbak Ida
BalasHapusMemang, Fatih blm pernah jumpa budhe Ida
Tp, sepertinya hati sudah saling tertaut.
Terima kasih banyak atas semua dukungan selama Fatih lahir hingga kini SDH tiada
Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan njenengan,mbak
aamiin ya Rabb.
Hapus