Sekelumit tentang BEDA

Artikel ini sudah kutulis lama sekali, namun karena ada pelajaran yang bisa dipetik tentang bagaimana menegakkan aqidah perlu pengorbanan, maka saya coba angkat kembali di blog pribadi saya.

********************************************

Pada hari santri di Oktober 2020, bertebaran foto dengan suasana perempuan berhijab dan lelaki berbaju muslim, adeem hati melihatnya. Beda masa beda rasa ya.

Sekitar tahun 1980-an di Indonesia mengenakan hijab menjadi sesuatu yang berbeda, wagu dan aneh. Jadi keinget cerita kakakku nomor tiga saat SMA kelas satu di SMAN favorit pada pertengahan semester tetiba pengen berhijab. Tidak sasmpai seminggu, tanpa tedeng aling - aling Bapak dipanggil aparat dan kakak harus absen dua kali dalam seminggu. Bapak selaku insan pendidikan dan pengajar di sekolah lain saat itu masygul karena sebagai wali murid tidak diajak rembugan dan bilang kepada Kepala sekolah bila SMA tidak mampu mengasuh anak yaa dikembalikan ke orang tua, jangan diserahkan pada aparat.  Akhirnya demi menjaga aqidah, Kakakku dipindahkan ke SMA swasta.
Beda itu pengorbanan. Perih!

Seiring berjalannya waktu alhamdulillah  di Indonesia sekarang berhijab sudah dianggap “budaya”. (Menurut KBBI membudaya berarti menjadi kebiasaan wajar ya). Jamak kita liat sebagian masyarakat Indonesia berhijab atau menutup aurat sesuai aturan.

Tapi kini bila ada orang membuka hijab dielu - elukan di sosial media, dianggap mempunyai jati diri dan berbudaya. Sejatinya tak elok membicarakan keyakinan karena semua rasa itu terbersit dari hati yang terdalam.  Silakan yang tak berhijab, membuka hijab atau tetap teguh berhijab karena semua mempunyai konsekuensi. 

Kalau saya pribadi (meskipun belumlah sempurna), saya takut bila tidak mengikuti aturan yang jelas  tertulis dan saya yakini kebenarannya, jadi saya akan berlatih menutup perhiasan yang  saya miliki. Karena dengan berhijab maka akan menjadi PEMBEDA (alfurqon).Kecuali entahlaaah besok setelah saya keriput dan renta berani terbuka karena itu juga diizinkan 😆

Pernah seorang sabahat bertanya, bagaimana Rasulullah mengetahui umatnya kelak? Rasul mengumpamakan perempuan berhijab atau kaum muslim yang mendirikan sholat karena sering berwudhu akan terlihat bersinar. Laksana seekor kuda putih di lautan kuda hitam di lapangan besar. tetap terlihat menonjol karena beda kan?  

Salaam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulihat Pelangi Bersamamu

(Puisi) Tarian koruptor

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?