Postingan

Malaikatku

Aku menanti hadirnya pelangi Aku suka keindahannya, Seperti matamu, Ibu. ** Pernah suatu waktu Di kala aku masih begitu susah tuk berdiri Pernah kurasakan, lembut tanganmu - selembut kasihmu, Menopang dengan hatimu agar aku dapat tegak berdiri. Berjalan sendiri…. Perlahan…Walau tertatih… ** Katamu hidup tak perlu tergesa-gesa, Perlahan saja namun pasti. Tak perlu berlari secepat harimau berjalanlah walau terlihat lamban bagai kura-kura. Bila saatnya tiba Pasti indah pada waktunya ** Ibu Malaikat menjelma pada segala kebaikanmu Bidadari menjelma pada segala kecantikanmu ** Ibu.. Kau bukan dokter : namun slalu mampu obati sakitku Kau bukan guru : namun slalu mampu jawab segala tanyaku Kau bukan psikolog : namun slalu mampu tenangkanku Kau bukan polisi : namun mampu dengan sempurna menjagaku Kau bukanlah chef : namun masakanmu slalu membuatku rindu ** Ibu Pada nisanmu aku bersimpuh Bertekuk lutut pada luluh

#Puisi Untuk Aceh

Subuh baru saja berlalu Sembari nikmati aroma kopi menghidu Duduk di teras  rumah memacu tunggu Dari Serambi Mekah kabar mengharu biru  * Sabda alam telah bergema Meluluhlantakkan tanah Pidie Jaya Delapan belas korban tercerabut nyawa Ulah goncangan sesar tanpa jeda Dari arah timur laut menuju barat daya  * Tuhan..   bersungkur kami di atas sajadah Memohon welas asih pada doa mendesah Lindungi saudara kami di tanah Serambi Mekah Berkisah di antara kehancuran rumah dan tanah merekah Berlarian dalam ketakutan tak tentu arah Mengingatnya, membuat mataku basah. Lereng SUSI, 7 Des 2016. 11.00

Hujan...., Aku Membeku

Setiap gerimis datang, hatiku pasti bergolak. Semakin gerimis deras mengundang hujan, seketika gigil membelenggu badan . Aku ingin hujan segera berlalu dan ingin nikmati pelangi yang pasti datang setelah hujan mereda. *** ********* Di masa kecil, aku sangat bahagia bila hujan datang. Segera kusambut rintik dengan suka - cita. Bersama kak Sha kakak semata wayangku, kami berlarian di halaman menyambut hujan disertai senyum meneduhkan dari bunda. Yaaa.. bunda member i ruang bagi kami untuk bercinta dengan hujan. Di saat teman lain dilarang main hujan, takut pilek, takut batuk dan takut masuk angin, justru bunda selalu mengingatkan kami bila hujan datang. “ Lihatlah Nak,, tetesan berkah itu   akan segera memberi kehidupan pada rumput liar dan bunga anyelir di halaman rumah kita. Berdirilah di bawah air terjun itu Nak. Nikmati setiap tetes kehidupan dari Tuhan itu sebagai anugerah.” Begitu selalu ucap bunda menyuruh kami bermain air terjun di bawah talang rumah. Kami be

Cara (elegan) Ibu Menjemput Kematian yang Indah

 Rabu malam tanggal 28 September 2016, Metro TV  dalam Mata Najwa menayangkan kisah bagaimana mengharubirunya pak JK saat menceritakan kegigihan dan cinta bu ATHIRAH sang bunda yang meninggal di usia 46 tahun dalam pangkuan pak JK karena kanker hati. Sosok ibu, bagaimanapun takkan tergantikan d benak anak. Apalagi doa yang selalu terpahat untuk ananda tak pernah lepas dari bibir dan hati seorang ibu. Melihat tayangan itu, hatiku pun tercabik - cabik dan ingin  menceritakan (kembali) tentang bundaku, Beliau seorang perempuan desa bersahaja, namun mampu meluluhlantakkan rasaku. Sebenarnya artikel ini sudah pernah publish di kontrakan bersama, namun saya ingin  menayangkan kembali, hanya sebagai pengingat untuk diriku. Selamat menikmati. ******** Tanggal 23 Maret 2014, merupakan hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Apa yang menjadi inginku bisa diijabah Allah dengan sempurna. Biasanya hari libur seperti itu, kami langsung bergegas kerumah orang tuaku. Minim