Postingan

(artikel) Anakku Baru Sebelas Tahun (Pengen) Berkendara

Gambar
  Membaca artikel dan melihat video yang beredar di sosial media, bagaimana anak SD sudah berkendara di jalanan dengan segala hiruk pikuknya. Ada orang tua yang bangga dengan kemampuan anak berkendara, ada juga orang tua yang berkomen belum saatnya, bahkan ada juga yang “julid” dengan kondisi tersebut. Saya pun sudah merasakan kegelisahan tersebut sejak anak saya masih SD kelas 5 meminta izin mengendarai sepeda motor. (Berarti sudah 10 tahun tulisan ini saya buat). Ternyata masih relevan hingga detik ini sehingga saya angkat kembali di blog pribadi. Memang pada akhirnya kami melepasnya mengendarai motor meski belum genap usia. Memasuki semester II kelas dua SMA kami mengizinkan Thole berangkat sekolah mengendarai Honda Grand, kendaraan tua kebanggaan meski belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM).   SIM sengaja kami buatkan di kelulusan SMA-nya sebagai kado ulang tahun dengan harapan Thole tidak pergi jauh berkendara. Namun pekan lalu, saya dibuat terpana dengan keikutsertaan Tho

Sepak Bola Penebar Cinta

Gambar
Gambar diambil dari Okezone Saya bukan penggemar sepak bola dan tidak mengenal para pemain top yang merumput di dunia. Awal menikah saya sering “berantem” dengan suami gegara dia hobi melihat pertandingan bola dan teriak gak keruan setiap menontonnya. Padahal hari biasa suami cenderung pendiam dan saya yang hobi teriak. hihihi. Pernah sesekali disuruh menemani suami biar saya bisa turut mencintai bola. Namun, bukannya membuat suami bahagia bisa menularkan hobinya, justru menjadi “marah”. Penyebabnya sangaaat sepele, karena belum ada 5 menit setelah menyiapkan cemilan dan kopi, suami ngajak ngobrol kok tidak ada respon. Setelah menengok ternyata saya udah ngorok di sofa. hehehe. Sejak saat itu hatiku tak mampu… eh.. sejak saat itu saya tidak diwajibkan menemani suami nonton bola lagi. Yaaa saya merasa menjadi “istri gagal” karena tidak bisa masuk ke hobi suami meskipun hanya sekedar menemani menonton.  Setelah melihat wawancara seseorang dengan Prof BJ Habibie yang jenius, saya meras

Sekelumit tentang Utang Menebar Debar

Gambar
  gambar diambil dari GGWp.id Beberapa kali saya membaca status teman bagaimana dia menagih uang yang dipinjam dengan cara santun, menyindir bahkan ada kata makian yang   menyesakkan dada.   Saya (Alhamdulillah bukan sok yes yaaa J ) tidak punya “sangkutan” dengan dia aja merasa berdebar – debar membacanya. Apalagi teman yang lagi ditagih ya? Atau jejangan mungkin dia malah tenang, aman dan damai aja karena udah memblokir nomor teman yang meminjaminya.   hahahaha. Membahas tentang utang   memang ngeri - ngeri sedap.   Dengan berutang ada beberapa orang yang pintar mengelola keuangan, dia dapat menambah pundi - pundi kekayaaan. Mampu memiliki barang yang diidamkan sejak lama. Ada juga yang berutang karena memang kepepet, sudah tidak mempunyai dana untuk keberlangsungan hidupnya. Tapi rerata orang tipe ini akan lebih banyak diam dan jarang mengajukan utang bila memang sangat tidak mendesak untuk keperluan pendidikan atau kebutuhan susu untuk balita, atau kebutuhan makan harian untuk an

Sampaikan Salamku untuk Himatul Ulya Hasnawati

Gambar
  Semalam, pada tanggal 17 Agustus 2021 jam 20.00 WIB kami berkumpul secara virtual untuk mengenang dan mendoakan 40 hari meninggalnya adik  kami, Himatul Ulya Hasnawati . Nama indah pemberian kedua orang tua itu kembali terlintas di ingatan dan seketika mataku basah. nama kecil adik ragil sebelum bersalin menjadi Rina Rusydiyana .  Sejak usia 4 bulan Lia dirawat pakde Basyar dan budhe Jaliyah yang kami panggil Pak’e dan Mbokne bersama mas Hakim dan mbak Ana. Pak’e ini kakak kandung Bapak dan Mbokne kakak kandung Makne . Jadi Mbak Ana, Mas Hakim dan Lia termasuk beruntung karena mendapat dua asuhan orang tua. Setiap malam mereka ke rumah Parakan untuk mengaji bersama Bapak diantar Pak’e . Pak’e meninggal pada tahun 1981 karena tertembak perampok. Sejak saat itu Mbokne hanya ditemani Mbak Ana dan mas Hakim dan dua saudara yang mengurus selepan, karena sejak kelas 2 SD Lia kembali ikut bersama Bapak di rumah Kauman. Tapi dipastikan setiap liburan atau seminggu 3 kali Lia pasti me

10 Dzulhijah

  Pada tatap mata sayumu, Kutemukan tunduk agung, Rebahkan raga tanpa ragu, Di pelataran laksana panggung#   Tak kau sesali jalan hidup ini, Tertoreh garis pasti, Ikuti sabda Illahi Rabbi, Gantikan Ismail penuhi janji Ibrahim nan suci#   Mata pejam tanpa embik dan lenguh, Nikmati alunan takbir penuh, Tak sadar belati menyentuh, Penggal kepala hingga berpeluh#   Sepuluh Dulhijah, Domba hantar ke surga tanpa pilah, Sang lembu bagi tujuh jiwa terpecah, Semata pengorbanan penuh pasrah.   LerengSUmbingSIndoro, 20 Juli 2021.  

Bertanya pada Izrail

 Pada kotak dalam genggam Bertalu genta kematian.. Kekadang terlintas dalam benak,  yaa Izrail  tidakkah kau lelah Menyambangi insan lemah? Tentu tidak!!! Karena lzrail tidak sepihak, Allah telah sempurnakan titah Mencabut jiwa jiwa rengsa Berpulang karena wabah para syahid dan syahidah Kami yang ditinggal berupaya tabah Mengasah asa mengatur langkah Semua berujung pada Lillah. Belum juga kering air mata,  Disusul sedih yang tak berujung, Harus kita sudahi. Perbaiki bacaan sholat kita, Perbaiki tilawah kita, Perbaiki aqidah kita, Hingga Izrail menyudahinya. Temanggung,  13 Juli2021. #LimaHariKepulanganLia #husnul Khotimah

Bahala Beringsut

Gambar
sumber foto CNN Indonesia Pada kotak dalam genggam  Bertalu genta kematian  Laksana genderang perang  Menggemakan tabir pesan  Tentang sebuah tujuan  Jiwa -jiwa rengsa meranggas.  Dan aku hanya mampu  Tertunduk luluh pilu  Repihan mantra doa sahdu  Bahala segera beringsut  Semesta tersenyum ranum  Geliat asa seluruh. Lereng SuSi, 29 Juni 2021 #si Renik itu ada #Jaga Kesehatan