Kisah si Nenek Buta
Gambar diambil dari www. puisi.com
selamat membaca.
*************************************************************************
Seperti biasa pengemis miskin buta
yang selalu duduk di pojok pasar itu teriak - teriak tidak karuan :
“Hai, jangan dengarkan dia. Dia
hanya seorang pendusta. Tidak perlu kau ikuti ajarannya!” Begitu berulang si nenek meluapkan kebencian mendalam kepada Muhammad, si pemuda baik hati.
Tapi Muhammad tak bergeming,
setiap hari didatangilah si pengemis itu, disuapin dengan penuh cinta seraya
mendengarkan ocehan kebencian dari bibir pengemis yahudi tua di pojok pasar
tanpa berucap sedikitpun.
Hingga suatu hari, si nenek itu
kembali teriak menjerit saat merasakan suapan yang masuk ke mulutnya berbeda: “Macam
mana pula ini, kau sangat kasar, beda sekali dengan orang yang selalu menyuapi
diriku sepanjang waktu!”
Akhirnya dengan berlinang air
mata, laki laki itu menjawab :
“Benar Nek,saya bukan orang yang selalu
menyuapimu setiap hari, saya hanya menggantikannya, karena hanya ingin mengikuti semua tingkah laku,
ucapan dan perbuatan panutan saya”
Si Nenek Yahudi menukas : “Siapa
kau? Berani-beraninya menyuapiku seenakmu sendiri. Aku ingin orang yang biasa
memberiku makan”.
“Maaf Nek, orang itu telah
menghadap kekasihNya, Beliau meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Bukan
hanya Nenek yang merasa kehilangan, kamipun sedih atas kepulangan beliau”.
Bersungut Nenek itu berkata : “Hei, sebenarnya kau
siapa? Dan dia siapa???”
“Nek, dia adalah Muhammad,
kekasih Allah, utusan Allah yang selalu kau hina dan kau benci. Tapi Beliau
tidak pernah marah saat kau hina, beliau selalu tersenyum dan tetap menyuapi
nenek meski dalam keadaan sakit, selalu beliau sempatkan datang kemari”.
“Lalu kau siapa?” : tugas si
nenek buta dengan nada gemetar.
“Aku hanya seorang Abubakar,
menyuapi nenek semata-mata ingin mendapat ridho Allah, kami selalu berlomba
ingin mengikuti semua kebaikan yang Rasullullah contohkan pada kami”.
“Maafkan saya jika tidak bisa
selembut Beliau saat melayanimu” : lanjut Abubakar Assidiq.
Si nenek terhenyak : Kau…. kau
Abubakar? Amirul Mukminin? Pemimpin umat Islam yang tersohor karena kelemah-lembutan
sikap dan ucapannya?
“Saya hanya Abubakar, hamba yang mencari ridha Allah dengan selalu
mengikuti semua teladan Rasulullah Muhammad SAW. Mohon maaf atas segala kekasaran saya” : Jawab
Abubakar.
Si nenek menangis : “Maafkan
hamba ya Amirul mukminin. Mohonkan ampun hamba atas kekasaran hamba. Sungguh
tidak menyangka, orang yang selama ini kuhina tenyata begitu lembut hati dan
perangainya. Ijinkan saya bersahadat mengaku Tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah untuk menebus kesalahan hamba yaa Amirul mukminin.
SubhanaAllah.. kelembutan hati
dan perangai Muhammad Rasulullah panutan kita, mampu membuka mata batin seorang
nenek untuk mendapat hidayahNYa tanpa harus dengan kekasaran dan peperangan.
Salaam.
Komentar
Posting Komentar