foto dokumen Pribadi, Masjid Putrajaya 2016 Kunikmati Ahad sore 17 Februari 2019 menjemput senja merembang bercengkrama dengan Bapak di teras rumah. Bersama beliau, meski dalam keterbatasan pendengaran menjelang 90 tahun usianya, saya masih bisa mereguk ilmu yg bisa diambil hikmah. Kekadang harus teriak seperti orang marah, hanya untuk mengulang pertanyaan, dan Bapak menyorongkan badan sembari menutupkan satu tangan ke telinga kiri untuk mengumpulkan konsentrasi di telinga kanan beliau yang masih agak berfungsi. Sore itu, sembari menatap kendaraan yang berlalu lalang Bapak tetiba berpetuah tentang khilafiyah.Segera saya keluarkan handphone untuk merekam apa yang Bapak ceritakan. Minggu lalu saat kami sowan, Bapak menjawab tanyaku tentang rukyah. Kali ini tanpa ada tanya, Bapak langsung ngebahas tentang khilafiyah. Tradaaa...mungkin Bapak sudah hapal, bila saya datang pastiii ada yg harus dijelaskan. Kembali ke khilafiyah. Tentang perbedaan jatuhnya Iedul Fitri atau