Postingan

Langit Biru Palestina, Riwayatmu.

 

Bergerak Dengan Nurani

Empatbelas Februari ,hari yang ditunggu Segenap rasa ungkap cinta sendalu Hamburkan segenggam kasih syahdu Meloncengkan genta merepih kalbu Pada segenap jiwa merindu   Berdetak hati menghitung hari demi hari Menunggu titian bergerak suci Sura dan Sulu menjadi saksi Tuk labuhkan seluruh ekspektasi Di ujung dermaga suara bernyanyi   Sura suara rakyat Indonesia Sulu seluruh suara pemilu menggema Serentak berpadu mainkan orkresta Jatuhkan pilihan pada pemimpin sujana Jangan pada para pemimpi durjana   Bersatulah wahai anak bumi pertiwi Saatnya tunjukkan baktimu pada negeri Pilihlah berdasar hati nurani Abaikan politisi angkuh penjual mimpi Hanya engkau yang sanggup lawan tirani   LerengSusi,  19Juni 2023    

Aku Ingin Seperti Pohon

  Ia ikhlas menjalani takdir   Tak pernah meminta pada Tuhan   Atas jalan kehidupan yang hendak dilalui    Ia mampu   melebat di tempat basah     Namun mampu pula bertahan di lahan kerontang      Seraya menasbihkan kalamMu.        Tak pernah memilih siapa yang menanam      Entah orang kaya orang miskin, laki-laki perempuan      Orangtua kanak-kanak, orang normal orang gila      Pohon selalu menggairah, terus bertumbuh        Akar kuat menggenggam bumi     Batang   tumbuh menantang langit    Dahan mencuat ke samping   Ranting mengangguk angguk   Daun rimbun memayungi jiwajiwa rengsa Mengalunkan sajak tentang sejuknya sepoi.   Lereng Susi/ Iedul Fitri/22 April 2023 #telah terbit dalam Antologi "Pohon"

Pohon Rambutan di Rumah Embah

  Ada setumpuk kenangan Melihat pohon rambutan di halaman depan Tidak berubah meski terlihat renta Berdiri tegak di secuil tanah harapan Terdekap oleh temboktembok angkuh   Sesekali terdengar gemerisik daun Desaunya menggerayang jiwa Menari bersama sepoi angin Mengirimkan sececap rindu Atas sejuk menggelayuti raga   Dia mengajariku tentang sebuah elan Tak letih terus bertumbuh Meski tak ada lagi sudi melirik Atau sekadar   menyapanya   Seperti dulu saat masih kanak, Saban hari tak lelah memelukmu erat Meniti pelan menjulang ke atas Seakan hendak menembus langit Berhenti untuk bercengkrama Pada dahan dahan kuat   Ia tak pernah patah hati, Meski gerumbul rambutan dipetik berkali Ia tetap setia pada janji Memberikan kenangan termanis yang dimiliki   Lereng Susi, 6 april 2023 #Terbit Dalam Antologi "Pohon"  

Paling Jauh dan Paling Dekat Dengan Manusia?

Gambar
  foto diambil dari istockfoto Siang terik di Selasa 12 September 2023, setelah sholat dhuhur saya ngintip handphone yang ketinggalan di meja. Ada dua panggilan tak terjawab dari seseibu (orang penting lah). Segera saya kontak balik dan di ujung telepon beliau ngajak keluar. Wohohoho… saya sebagai orang tipe taat aturan (ehm..)😆 ga berani mengiyakan ajakannya. Saya minta beliau untuk memintakan izin kepada   bos tempat saya mengabdi sebagai TEHNISI alias pembuat teh manis 😛. Setelah izin di tangan, segera saya bebenah dan meluncur ke titik kumpul.   Sepanjang perjalanan banyak sekali cerita menguar menjadikan perjalanan tidak membosankan. Saya menimpali ketika memahami apa yang tengah dibicarakan, tapi diam aja manakala memang tidak mengerti. Di sepanjang perjalanan kemarin ada beberapa hikmah yang bisa saya petik dari beberapa obrolan ringan. Di awali dengan cerita kebersamaan kami dulu.. terasa indah!! Dari segala cerita keindahan tersebut otak saya berputar dengan cepat, apa

Sekelumit tentang BEDA

Artikel ini sudah kutulis lama sekali, namun karena ada pelajaran yang bisa dipetik tentang bagaimana menegakkan aqidah perlu pengorbanan, maka saya coba angkat kembali di blog pribadi saya. ******************************************** Pada hari santri di Oktober 2020, bertebaran foto dengan suasana perempuan berhijab dan lelaki berbaju muslim, adeem hati melihatnya. Beda masa beda rasa ya. Sekitar tahun 1980-an di Indonesia mengenakan hijab menjadi sesuatu yang berbeda, wagu dan aneh. Jadi keinget cerita kakakku nomor tiga saat SMA kelas satu di SMAN favorit pada pertengahan semester tetiba pengen berhijab. Tidak sasmpai seminggu, tanpa tedeng aling - aling Bapak dipanggil aparat dan kakak harus absen dua kali dalam seminggu. Bapak selaku insan pendidikan dan pengajar di sekolah lain saat itu masygul karena sebagai wali murid tidak diajak rembugan dan bilang kepada Kepala sekolah bila SMA tidak mampu mengasuh anak yaa dikembalikan ke orang tua, jangan diserahkan pada aparat.  Akhirnya

(Puisi) Tarian koruptor

Semua mata tertuju   saat hakim ketuk palu Sang pecundang menatap jeri Sorai menggema bagai angin sendalu Raganya harus berada di balik jeruji Kalender telah berganti lembaran Kuasa dan keserakahan tetap menjadi dewa Di balik tembok-tembok keangkuhan Liurnya mengganas,   menjadi sabda   Dia temukan segerombolan nafsu Melenggokkan tarian erotis menawan Di balik tembok- tembok ambigu Terpegang siapa ada dalam genggaman   Saat pintu terbuka lebar Tanda   raga terlepas dari kungkungan Dia mulai mainkan   jerat menjalar Mencari mangsa untuk berkelindan Dibalik tipuan senyum samar Coba mengeruk semua sesuai angan   Sejarah telah bicara,   Koruptor tetaplah pencuri uang rakyat. Meski nada dilagukan selaksa ode Nestapa rakyat menjadi semburat Sejatinya otaknya telah terdikte Tujuan hanyalah kekuasaan syahwat   Masihkah akan kau pilih dia? Kelak   membawa negeri elok Yang amat kucinta ke penghujung senjakala?   Lereng Susi, 28 Agustus 2023