Postingan

Peran Perempuan Bagai Ratu (tak) Bermahkota, Tapi Ada Surga di Telapak Kaki

Gambar
  foto koleksi Memey Hari Rabu sore tanggal 21 Desember 2022, telepon genggam saya  berdering. Saat melirik ke layar ternyata panggilan dari bu Lurah. Buru-buru saya angkat telepon takut ada hal yang mengharuskan saya mengambil keputusan penting (😆semoga yang membaca pada percaya ya!). Setelah menanyakan kabar beliau meminta saya mewakili mengikuti seminar peringatan hari Ibu hari Kamis, 22 Desember 2022 tingkat Kabupaten. Atas nama sebuah loyalitas warga untuk pimpinan dan lingkungan (ciee…), saya “iyakin” saja dong. Eh.. ternyata oh ternyata, di undangan tertulis agar mengenakan busana nasional. Alamakjaaah, segera saya bongkar lemari dan mencoba beberapa kebaya koleksi. Bukan mau bergaya bijimanaaa gituuh, semata menyadari bahwa lemak telah bersatu padu, berkumpul pada masanya di titik-titik tertentu. 😆. Terbuktikaaan!!! Dari seluruh koleksi yang ada (kebaya cumak dua potong diaku koleksi! hiks😋), hanya ada satu kebaya yang bisa menyesuaikan tubuh ini beserta gelambir lemaknya.

Al-Anam : Lima Puluh Tiga

  Saat sisi liarku meronta Melihat dunia penuh pesona Pertanyakan keadilan Tuhan Iri dengki menghentak di dada Bergelinjang menebar lara   Dalam gundah gulana Kuambil buku di meja Kusimak kata per kata Netra tertumbuk satu kalimah   Al-Anam lima puluh tiga Allah akan uji sebagian miskin dari mereka Dan diuji sebagian menjadi kaya Hingga manusia berkata : “orang macam inikah diantara kita yang diberi anugerah olehNya?”   Ingatlah duhai hati nestapa DIA tahu tentang kita Siapa yang senantiasa Berucap syukur padaNya   Sunatullah telah bergema : hidup miskin – hidup kaya : hati susah – hati senang : orang tua – anak muda, Berserak di segala penjuru fana Kita adalah sama Pembeda hanyalah taqwa   Duhai Pembuat Jiwa Tenang Luruh sudah gelisah menerpa Qada dan qodar telah bersabda Semua atas kehendakNya Lereng Sumbing Sindoro, 20 Januari 2015 repost 5 September 2022          

Rasa yang Kupintal

  Pada gemuruh rasa Endaplah di relung terdalam Bukan untuk diumbar Hanya sekedar penggugah jiwa terperam * Pada gelegar rasa Kututup dengan seksama Agar tak pekakkan lara Yang kerontang dalam jiwa * Pada selubung rasa Tak koyak terbalut masa Dari terbenamnya bintang Hingga lembayung senja menjelang * Pada bilur bilur rasa   Kupintal dengan sepenuh jiwa Antara torehan ancala cita dan asa Dalam endapan senandung penuh makna * 10 Juli 2017, #ditulis untuk seseorang yang telah mengisi separuh hati #peringatan ke 16 pernikahan

Cerita Malam Pertamaku yang mendebarkan

  Setiap pulang menghadiri walimatul ursy atau kondangan penganten, saya selalu teringat malam pertama kami yang paling mendebarkan. Meskipun itu sudah terjadi sekian tahun yang lalu, namun pengalaman pertama selalu menggoda dan mengesankan bukan?   Seperti yang terjadi di lingkungan saya. Ada anak baru yang mengajukan cuti menikah. Setelah masuk ke kantor pertama kali yang ditanya   bagaimana   kesan malam pertama oleh teman teman. Yang pemalu hanya bisa senyam senyum dikerjain teman temannya. Naaah.. anak ini lebih terbuka dan bercerita dengan polosnya hingga menimbulkan tawa teman sekitar. Mungkin terkesan tidak sopan, tapi bagaimanapun juga saya ingin menceritakan   malam pertama setelah akad nikah yang begituuu mengesankan. Istimewa . Jadi gini ceritanya teman teman. Malam itu setelah resepsi usai dan tidak ada tamu lagi, untuk pertama kalinya kami sekamar berdua, buka baju dan berganti. Hiks. Setelah bebersih segalanya, kami memulai ritual malam pertama dengan mengambil air

(artikel) Anakku Baru Sebelas Tahun (Pengen) Berkendara

Gambar
  Membaca artikel dan melihat video yang beredar di sosial media, bagaimana anak SD sudah berkendara di jalanan dengan segala hiruk pikuknya. Ada orang tua yang bangga dengan kemampuan anak berkendara, ada juga orang tua yang berkomen belum saatnya, bahkan ada juga yang “julid” dengan kondisi tersebut. Saya pun sudah merasakan kegelisahan tersebut sejak anak saya masih SD kelas 5 meminta izin mengendarai sepeda motor. (Berarti sudah 10 tahun tulisan ini saya buat). Ternyata masih relevan hingga detik ini sehingga saya angkat kembali di blog pribadi. Memang pada akhirnya kami melepasnya mengendarai motor meski belum genap usia. Memasuki semester II kelas dua SMA kami mengizinkan Thole berangkat sekolah mengendarai Honda Grand, kendaraan tua kebanggaan meski belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM).   SIM sengaja kami buatkan di kelulusan SMA-nya sebagai kado ulang tahun dengan harapan Thole tidak pergi jauh berkendara. Namun pekan lalu, saya dibuat terpana dengan keikutsertaan Tho

Sepak Bola Penebar Cinta

Gambar
Gambar diambil dari Okezone Saya bukan penggemar sepak bola dan tidak mengenal para pemain top yang merumput di dunia. Awal menikah saya sering “berantem” dengan suami gegara dia hobi melihat pertandingan bola dan teriak gak keruan setiap menontonnya. Padahal hari biasa suami cenderung pendiam dan saya yang hobi teriak. hihihi. Pernah sesekali disuruh menemani suami biar saya bisa turut mencintai bola. Namun, bukannya membuat suami bahagia bisa menularkan hobinya, justru menjadi “marah”. Penyebabnya sangaaat sepele, karena belum ada 5 menit setelah menyiapkan cemilan dan kopi, suami ngajak ngobrol kok tidak ada respon. Setelah menengok ternyata saya udah ngorok di sofa. hehehe. Sejak saat itu hatiku tak mampu… eh.. sejak saat itu saya tidak diwajibkan menemani suami nonton bola lagi. Yaaa saya merasa menjadi “istri gagal” karena tidak bisa masuk ke hobi suami meskipun hanya sekedar menemani menonton.  Setelah melihat wawancara seseorang dengan Prof BJ Habibie yang jenius, saya meras

Sekelumit tentang Utang Menebar Debar

Gambar
  gambar diambil dari GGWp.id Beberapa kali saya membaca status teman bagaimana dia menagih uang yang dipinjam dengan cara santun, menyindir bahkan ada kata makian yang   menyesakkan dada.   Saya (Alhamdulillah bukan sok yes yaaa J ) tidak punya “sangkutan” dengan dia aja merasa berdebar – debar membacanya. Apalagi teman yang lagi ditagih ya? Atau jejangan mungkin dia malah tenang, aman dan damai aja karena udah memblokir nomor teman yang meminjaminya.   hahahaha. Membahas tentang utang   memang ngeri - ngeri sedap.   Dengan berutang ada beberapa orang yang pintar mengelola keuangan, dia dapat menambah pundi - pundi kekayaaan. Mampu memiliki barang yang diidamkan sejak lama. Ada juga yang berutang karena memang kepepet, sudah tidak mempunyai dana untuk keberlangsungan hidupnya. Tapi rerata orang tipe ini akan lebih banyak diam dan jarang mengajukan utang bila memang sangat tidak mendesak untuk keperluan pendidikan atau kebutuhan susu untuk balita, atau kebutuhan makan harian untuk an